indoBRITA, Jakarta – Satu tahun sudah, petani kopra di Minahasa Selatan (Minsel) dan Sulawesi Utara (Sulut) pada umumnya menjerit karena anjloknya harga kopra. Mereka belum mendapat solusi, termasuk dari Pemprov Sulut sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat untuk mengatasi hal tersebut.
Beruntung Bupati DR Christiany Eugenia Paruntu, SE cepat tanggap. Wanita yang sudah dua periode memimpin Minsel ini melakukan pertemuan dengan berbagai pihak di Jakarta guna menindaklanjuti langkah alternatif pengolahan kelapa.
‘’Ya, hingga saat ini harga kopra di Minsel dan Sulut secara khusus anjlok. Bahkan, harga coklat emas itu kini berkisar 3.800/kg. Padahal, tahun-tahun sebelumnya kisaran harga kopra sampai Rp 12.000/kg. Akan tetapi, sekarang justru ‘terbalik’ dan bahkan tak bisa mencapai angka diatas,’’ujar Bupati DR Christiany Eugenia Paruntu, SE melalui staf Humas dan Protokoler Setdakab Minsel Everly Octavianus dari Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
Menurut bupati Tetty-demikian sapaan Ketua DPD I Partai Golkar Sulut ini, langkah alternatif untuk pengolahan kelapa guna menunjang petani yang ada di Minsel. Artinya, sebagai duta kelapa di Minsel. Bupati tercantik di Indonesia ini melakukan berbagai langkah diatas.
‘’Benar, tadi bertemu dengan Presiden Direktur Rekadaya Multiadiprima Farri Aditya diruang kerjanya. Pertemuan diatas dalam rangka membicarakan serta membahas tentang inovasi sabut kelapa sebagai komoditas baru yang bisa dilakukan petani kelapa Minsel,’’ujarnya.
Bendahara Umum APKASI ini menyebut itu sebagai langkah alternatif saja. Tapi, persoalan harga kopra tetap harus dicarikan solusinya. Namun demikian, ia berharap petani juga bisa memanfaaatkan sabut kelapa.
‘’Saya berharap dengan pengolahan komoditi sabut kelapa yang sering dianggap limbah atau bagian yang tidak diperlukan. Nantinya akan menjadi pendapatan extra untuk petani kelapa yang ada di Minsel. Sekali lagi, ini hanya bagian alternative saja. Akan haknya, soal harga kopra yang mengalami anjlok pihaknya akan berusaha dan membicarakan dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE karena beliau sebagai perwakilan pemerintah pusat,’’tegas bupati dua periode yang berpasangan dengan Franky Donny Wongkar, SH.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Minsel Meity Netty Tumbuan, SPd, MSi didampingi Kepala Dinas Perdagangan Adrian Sumuweng, SP MSi menilai langkah antisipasi yang dilakukan bupati CEP guna membantu mencari solusi baru.
Diakuinya, bahwa persoalan harga kopra yang hingga kini masih terpuruk belum tentu akan selesai. Tak heran bila banyak petani membiarkan buah pohon kelapa hingga berbulan-bulan lamanya. “Akibatnya, buah kelapa dimaksud ‘tua’ dan bahkan tak bisa digunakan lagi. Semoga, solusi baru yang didapat Bupati CEP akan memberikan dampak baru bagi petani kelapa di Minsel,’’ ujar Tumbuan yang dibenarkan Sumuweng. (ape)