Command Center Smart City Harus Segera Diaktifkan

Command center sebagai bagian dari bakal diberlakukannya Smart City di Kantor Walikota Bitung diminta warga untuk segera diaktifkan. (foto :istimewa)

indoBRITA, Bitung-Pengoperasian Command Center sebagai langkah dan upaya menuju ke arah kota terintegrasi Smart City didesak oleh warga untuk segera diaktikan.

“Beberapa waktu lalu Pemkot Bitung mempromosikan adanya Panic Button atau aplikasi di smartphone yang bisa membantu warga ketika kesulitan dan terintegrasi dengan SPKT Polres Bitung, namun sekarang ini, aplikasi itu tidak bisa dipakai karena sarana pendukung seperti Command Center di Pemkot belum juga diaktifkan, apakah memang tidak ada anggaran atau bagaimana, warga tidak ada yang tahu,” ujar Victor Balantukang, warga Kelurahan Papusungan Kecamatan Lembeh Selatan, Senin (24/7/17).

Bacaan Lainnya

Selain itu, Smart City, menurut Balantukang, sesuai dengan penjelasan walikota beberapa waktu lalu, akan terintegrasi dengan system perizinan sehingga bisa memudahkan warga. “Kalau tidak salah, memang begitu, sehingga perlu secepatnya diaktifkan,” tambahnya.

Baca juga:  Bhayangkari Peduli, Kunjungi Warakawuri dan Pendarita Cacat Mental

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Dinas Kominfo Bitung Semuel Muhaling yang dikonfirmasi mengatakan, Command Center telah ada di lantai III Kantor Walikota Bitung dan dilengkapi dengan Video Wall, 4 unit layar monitor dan sejumlah aplikasi yang terhubung ke beberapa Perangkat Daerah.

Hanya saja, menurut dia, memang masih ada kekurangan terutama operator atau IT Support yang mengendalikan ruangan tersebut. “Aplikasi yang sudah dipasang baru SIMDA dari keuangan sementara Panic Button dan One Bit yang sudah diperkenalkan kepada masyarakat memang belum terintegrasi sepenuhnya karena harus menunggu perekrutan Operator yang saat ini tengah dilakukan,” beber Muhaling.

Untuk langkah awal, Muhaling menjelaskan, pembangunan Command Center memang hanya diberikan anggaran sedikit yakni Rp500 Juta untuk pembuatan ruangan dan perangkat serta Rp200 Juta untuk biaya berlangganan pada salah satu penyedian Internet Service Provider (ISP).

Baca juga:  Wujudkan Pemilu Damai, Panglima TNI dan Kapolri Gelar Kegiatan Bakti Sosial dan Bakti Kesehatan

“Tahap awal ini, baru 6 Perangkat daerah yang terintegrasi dengan Voice Over Internet Protocol atau VOIP yang memungkinkan melakukan panggilan telepon melalui internet, dengan tujuan, ketika ada pengaduan atau permintaan bantuan dari warga maka operator akan segera menghubungi Perangkat daerah terkait untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.

Terkait ketersediaan operator IT sendiri, Muhaling mengatakan, dari 41 orang yang melamar, sudah ada 27 orang yang lolos berkas dan akan diseleksi kembali melalui tes kompetensi. “Nah yang paling penting adalah operator ini, mereka yang akan mengendalikan ruangan tersebut, jadi kami berharap warga bersabar karena membangun jaringan Smart City ini selain membutuhkan anggaran juga membutuhkan SDM yang benar-benar berkompeten,” tutupnya.(yet)

Pos terkait