indoBRITA, Jakarta– Pakasa’an Tombulu adalah salah satu sub-etnis leluhur Minahasa, disamping ke delapan etnis lainnya: Tonsea, Toulour, Tountemboan, Tonsawang, Pasan, Panosakan, Bantik dan Babontehu. Kerinduan untuk melestarikan, mengangkat dan mempertahankan Bahasa, Seni dan Budaya asal Tombulu, mulai menggema diawal tahun 2013, oleh beberapa warga Kawanua asal Tombulu di Jakarta, antara lain: James H. Anes, Alan Tumiwa, Grace Rorong dan Gibson Kapele.
Kerinduan ini dilanjutkan pertemuan dengan beberapa Pini Sepuh Tombulu, antara lain: J. B. Mamuaya, Hans Mantiri, Tonaas Tua Wangko Papendangan Benny Tengker dan Tonaas Wangko Benny Mamoto, sehingga 14 September 2013, terbentuklah Pakasa’an Ma’tuari Tombulu (PMT) dengan Ketua Umum Edwin O. J. Poluan, dan karena satu dan lain hal, dilanjutkan oleh James H. Anes, selaku Pelaksana Tugas (Plt), sampai tahun 2017.
Estafet kepempimpinan kemudian berpindah ke Revli Orelius Mandagie. Ia terpilih sebagai ketua umum melalui Musyawarah Anggota pada tanggal 8 April 2017 di Kampus IBM-ASMI, Pulomas, Jakarta. Kepengurusan Revli dan kawan-kawan untuk periode 2017-2022 dikukuhkan pada tanggal 18 Juni 2017.
Revli Cs kemudian melakukan gebrakan dengan survei ke beberapa tempat obyek destinasi wisata di Sulawesi Utara yaitu: Manado Tua, Bunaken, Tangkoko, Pusat Kebudayaan Sulawesi Utara Pa’Dior Tompaso, Sentra produksi Cap Tikus dan Obyek Wisata di Rurukan, Bukit Tetempangan Koha, dan wilayah lain. Survei itu dilakukan 11-14 Mei 2017 lalu.
“Kami melakukan survei dan menurunkan tim untuk mendapatkan masukan dalam rangka penyusunan program kerja PMT dalam kemitraan dengan KKK,” kata pria yang juga Bendahara Umum dan Ketua Bidang Lingkungan Hidup serta Kemaritiman Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Dari hasil survei, PMT mendapati sejumlah hambatan dan tantangan dalam memaksimalkan potensi wisata dan alam serta dalam upaya menggairahkan investasi di bumi Nyiur Melambai. Dalam konteks itulah, PMT dibawah kepemimpinan Revli Orelius Mandagie SE siap menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten/Kota serta semua elemen. “Kita ingin Sulut semakin maju. Semua sektor dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Revli. (irv/adm)
Ini Hasil Survei dan Saran dari PMT
Kesimpulan Hasil Survei
- Pulau-pulau yang ada di wilayah pantai Manado, bagian Barat, antara lain: Manado Tua, Bunaken, Siladen, Gangga, dll., perlu perhatian Pemerintah Daerah, baik Pemprov. Sulawesi Utara dan Pemkot. Manado.
- Dalam rangka investasi, diantara pulau-pulau ini memiliki potensi untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga perlu pengkajian mendalam, agar mampu mengundang investor dalam dan luar negeri agar tertarik melakukan relokasi industri ke wilayah Provinsi Sulawesi Utara, karena poosisi letak geografis yang sangat strategis.
- Bunaken yang kesohor sebagai Taman Laut, masih perlu pembenahan secara menyeluruh, terutama terumbuh karang yang semakin pudar sehingga harus dilestarikan. Sarana dan prasarana serta infrastruktur masih sangat minim, sehingga perlu terobosan untuk perbaikan ataupun melengkapi sehingga menarik minat pengunjung baik dalam dan luar negeri sehingga tidak kalah bersaing dengan daerah lain semisal: Bali, Lombok, Raja Ampat, dll.
- Tangkoko, sebagai obyek wisata alam dan cagar alam, perlu pembenahan, terutama memberantas pungutan liar dalm bentuk apapun yang sangat merugikan nama baik Pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara.
- Papan penunjuk arah diberbagai tempat, persimpangan, dan obyek wisata, harus jelas terbaca.
- Pantai pasir putih yang membentangi bibir pantai disekitar Batu Putih, memiliki potensi untuk pengembangan sebagai destinasi wisata, kolaborasi dengan sumber daya kemaritiman, semisal penangkapan ikan laut, dll.
- Kerja sama dengan Yayasan Pusat Kebudayaan Sulawesi Utara Pa’Dior di Tompaso, sangat penting sehingga potensi Kebudayaan yang sudah tersedia, perlu untuk dijaga dan dipelihara.
- Perlu pengkajian lebih lanjut prospek kerajinan minuman beralkohol Cap Tikus.
- Perlu jalin kerja sama dengan Bukit Paralayang, Koha, Minahasa, untuk agenda yang berhubungan dengan olah raga Paralayang, mengikitsertakan pagelaran Seni & Budaya.Lokal.
Saran-saran
- Dalam rangka menghadapi persaingan globalisasi, upaya untuk menarik investor dari dalam dan luar negeri untuk relokasi usaha di Sulawesi Utara, maka kegiatan-kegiatan Konferensi bertaraf Internasional dan atau nasional perlu diadakan secara rutin, setidaknya memindahkan event sejenis yang selama ini dilaksanakan di Bali.
- Sejalan dengan itu, maka kesiapan sarana, prasarana dan infrastruktur disegala bidang harus menjadi skala prioritas, setidaknya untuk memberikan kenyamanan.
- Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, terutama untuk anstisipasi kepuasan para masyarakat, daya tarik para pelaku bisnis sehingga perlu tindakan nyata dari Pemerintah Daerah melalui Kantor Dinas terkait untuk melakukan sosialisasi secara rutin dan berkesinambungan tentang layanan “hospotality”
- Pemberantasan berbagai bentuk pungutan liar (pungli) dalam bentuk apapun.
- Meningkatkan kegiatan penanaman pohon secara massal, sebagai upaya untuk mengatasi penggundulan hutan untuk menahan dan mencegah bahaya banjir bandang seperti yang pernah terjadi beberapa tahun ini.
- Melaksanakan berbagai kegiatan dengan melibatkan masyarakat, yaitu kegiatan penanaman pohon sepanjang jalan Ring Road Manado, dan pembersihan pantai sekitar Teluk Manado dan pesisir pantai Bunaken. (Sumber PMT/Transp Indonesia)