Nuansa Tradisional Minahasa di HUT ke 70 GMIM Bethesda Ranotana

puncak peringatan HUT ke 70 GMIM Bethesda Ranotana Wilayah Manado Selatan yang dihadiri oleh Wagub Sulut Steven Kandouw.(foto:ist)

indoBRITA, Manado – Ibadah puncak peringatan HUT ke 70 GMIM Bethesda Ranotana Wilayah Manado Selatan diperingati bersama seluruh anggota jemaat dalam ibadah syukur, Minggu (20/8/2017) pagi.

Ibadah tersebut dipimpin oleh Ketua Jemaat Bethesda Pdt Handrie Dengah, MTh, yang ikut dihadiri Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw beserta isteri dr Kartika Devi Tanos dan tiga putera puteri.

Bacaan Lainnya

Dalam khotbahnya, Pdt Dengah mengutip pembacaan dalam Kitab 1 Korintus 12 ayat 12-31, yang menitikberatkan pada pelestarian bahasa daerah dalam semangat menyambut HUT Kemerdekaan RI ke 72.

“Keteladanan dari para orang tua harus tetap dicontohi dan jangan pernah melupakan budaya,” sebut Pdt Dengah.

Ketua Wilayah Manado Selatan ini pun mengigatkan agar pemerintah dan gereja harus melengkapi karena memang tak bisa dipisahkan sedikitpun.

“Gereja dan pemerintah punya fungsi masing-masing, namun jika bersatu akan menghasilkan kesatuan yang indah,”sebutnya.

Baca juga:  25 Tahun, LC Keuskupan Manado Jadi Berkat dan Pembawa Damai

Sementara itu, saat menyampaikan sambutan mewakili Pemerintah Provinsi Sulut, Wagub Kandouw mengatakan, perayaan hari ulang tahun jemaat memiliki makna mendalam karena bagi umat Kristiani perayaan HUT jemaat berkaitan erat dengan ucapan syukur atas pemeliharaan dan tuntunan Tuhan kepada jemaat yaitu saat mulai jemaat berdiri, bertumbuh dan berkembang.
“Jadikanlah momen ini sebagai suatu kesempatan bagi gereja untuk meningkatkan semangat dan motivasi pelayanan dalam kehidupan berjemaat untuk hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan Yesus Kristus. Saya berharap keutuhan yang telah dibangun selama ini hendaknya dipelihara agar menjadi modal dasar untuk mengembangkan pelayanan dan membangun jemaat baik secara fisik maupun maupun secara iman,”kata Wagub.

Lanjutnya, dari momentum perayaan HUT ini kiranya jemaat akan terus bertumbuh semakin dewasa dalam berpikir, bertutur maupun bertindak, karena setelah melewati masa 70 tahun pelayanan, sudah pasti jemaat juga telah melalui bebagai peristiwa yang dapat menjadi pengalaman berharga sekaligus menjadi moementum pertumbuhan iman.

Dr Debby Kalalo, MSc, selaku Ketua Panitia mengatakan motivasi mereka menyiapkan cara hidangan seperti ini karena teringat dengan adat Minahasa yakni makan di atas daun pisang dan minum menggunakan tempurung.

Baca juga:  Pilkada Sudah Selesai, PPI Sulut Siap Kawal dan Dukung Kepemimpinan YSK-Victory

“Jadi dari jauh-jauh hari saya sudah sampaikan kepada teman-teman panitia agar menyiapkan cara hidangan yang seperti ini, dan teman-teman panitia telah membuktikannya,” ungkap Kadis Kesehatan Provinsi Sulut ini.

Dia berharap kedepan kiranya tradisi seperti ini tetap dijaga sampai ke generasi-genersi yang akan datang. “Ini harus dijaga dan dilestarikan,”ungkap Kalalo.

Usai ibadah bersama di gedung gereja, Wakil Gubernur meresmikan pemakaian aula lantai 2 dan kantor jemaat kemudian bersama seluruh jemaat dan undangan diantaranya Kepala BNN Sulut Brigjen Charles Ngili, para pendeta yang pernah melayani di jemaat Bethesda santap kasih bersama di atas meja bambu sepanjang 160 meter yang terletak di jalan samping gereja, dengan beralaskan daun pisang yang menu makanan semuanya dimasak dalam bulu dan dimakan menggunakan tangan dan minum pakai tempurung dengan air minum khas dari Sulawesi Utara Saguer.

Menariknya lagi nuansa tradisional Minahasa ditampilkan dalam perayaan tahun ini dimana sejumlah pelayan khusus mengenakan pakaian adat Minahasa serta ikut ditampilkan tarian maengket dan musik bambu saat ibadah berlangsung.(ewa/**)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari INDO BRITA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Pos terkait