IndoBRITA, Manado — Penyelundupan senjata api ilegal di wilayah perbatasan, berhasil digagalkan oleh Komando Daerah Militer (Kodam) XIII Merdeka. Berkat kerja keras aparat TNI AD ini, kembali menyita satu Senjata Api (Senpi) ilegal.
Senjata yang diamankan adalah milik seorang warga di Pulau Matutuang, Sangihe. Warga yang diketahui berasal dari Filipina-Sangihe (Pisang) ini memiliki pistol jenis FN Combat Commander.
Senpi ini buatan USA. Menurut Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito, alasan warga pendatang asal Filipina sering membawa Senpi ketika masuk di wilayah, disebabkan ketidaktahuan mereka soal aturan pemakaian persenjataan yang telah diatur oleh Undang-Undang di Indonesia.
“Kepemilikan senjata bukan sengaja mereka ingin memiliki, tetapi menurut saya kebanyakan mereka tidak tahu bahwa kepemilikan senjata sudah diatur dalam Undang-Undang. Jadi bisa saja yang tidak punya izin memiliki senjata itu akan mendapat sanksi Undang-Undang,” jelas Pangdam, Rabu (06/09/2017).
Selain itu menurutnya, penyebab lain para warga membawa senjata, dikarenakan soal penjagaan diri.
“Saat kita dalami kenapa mereka memegang senjata, karena mereka sering lalu lalang keluar masuk philipina ke Indonesia, alasannya untuk pengamanan sendiri, sehingga banyak dari temuan senjata yang kita temukan yakni senjata ringan dan pendek,” tambahnya.
Oleh karenanya menurut Pangdam, pentingnya masyarakat memahami soal pengamanan. Karena selama ini masyarakat hanya terfokus kepada aspek sosial dan ekonomi. Apalagi masyarakat yang ada diperbatasan.
“Kita melihat masyarakat kita, kurang menyadari soal keamanan, itulah yang kita garap. Karena selama ini interaksi antara kedua masyarakat ini, hanya dipandang dari aspek sosial dan ekonomi semata, tapi tidak diperhitungkan masalah keamanan. Namun setelah kita lakukan sosialisasi mereka mulai menyadari hal itu, dan mereka sudah memberikan kontribusi dan informasi lain-lain,” tandasnya.
Disisi lain, saat ditanya soal dugaan ancaman dari daerah marawi. Pangdam menjawab belum ada tanda-tanda, namun ia pun tetap bersikap, untuk membendung upaya pelarian kita wilayah kita.
“Sejauh ini belum ada luapan dari Marawi, karena tokoh-tokohnya disinyalir masih di marawi, tapi kita terus akan menjaga,” tutupnya.
Diketahui, sebelumnya Kodam Merdeka telah menyita 6 pucuk Senpi di daerah perbatasan. Dari 6 senjata yang disita, yang teranyar adalah 3 pucuk pistol jenis revolver buatan Filipina dan 36 butir amunisi Cal 3,8 mm. Babuk ini ditemukan di Desa Tinakareng, Kecamatan Nusa Tabukan, Sangihe, 3 September baru-baru ini. Kemudian, adanya penyerahan 1 pucuk pistol revolver made in USA dan 4 butir amunisi di Desa Bongon, Kecamatan Melonguane Timur, Talaud, 12 Agustus lalu. Sedangkan 18 Juli silam, Kodam berhasil mendapatkan dua pucuk pistol Colt Cal 45 USA, 2 buah magasen, 12 butir amunisi Cal 45 mm dan 1 buah sarung pistol di Kampung Bahagia Petta, Kecamatan Tabukan Utara, Sangihe. (hng)