Komitmen Menjaga Kerukunan Umat Beragama dan Menekan Penyakit Masyarakat

Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dit Binmas) Polda Sulut menggelar Focus Group Discussion (FGD), bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ormas dan LSM yang ada di Sulut, tentang kerukunan antar umat beragama dan penyakit masyarakat, di aula Tribrata Polda Sulut, Selasa (12/9/2017). foto (humas polda)

Polda Sulut Gelar Diskusi Bersama Tokoh Agama, Ormas, Tokoh Masyarakat dan LSM  

IndoBRITA, Manado —  Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dit Binmas) Polda Sulut menggelar Focus Group Discussion (FGD), bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ormas dan LSM yang ada di Sulut, tentang kerukunan antar umat beragama dan penyakit masyarakat, di aula Tribrata Polda Sulut, Selasa (12/9/2017).

Bacaan Lainnya

FGD ini dibuka oleh Irwasda Polda Sulut Kombes Pol Hotman Simatupang, didampingi Direktur Binmas Kombes Pol Darwanto.

Kapolda Sulut dalam sambutannya yang dibacakan oleh Irwsada mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui kemajemukan masyarakatnya, baik yang menyangkut suku, agama, ras maupun kelompok.

Baca juga:  Respon Cepat Polres Sukabumi Tangani Bencana Alam Kabupaten Sukabumi

“Menjaga keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, mutlak diperlukan,” tegasnya.

Ia mengutip pernyataan yang disampaikan (Alm) KH Hasyim Muzadi bahwa urusan keyakinan adalah internal masing-masing pemeluk agama. Orang atau pihak lain tidak boleh mengintervensi atau ikut campur terhadap keyakinan dan ibadah pemeluk agama lain, sedangkan masalah hubungan antar sesama manusia harus didayagunakan dalam bentuk kerja sama untuk membangun negeri ini.

Masyarakat Sulut sendiri menurutnya telah mengenal dan menerapkan keberagaman dan kebhinnekaan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Batu Pinawetengan (sebuah tempat pelaksanan musyawarah seluruh etnis Minahasa), Mapalus (penerepan gotong royong dalam menyelesaikan semua masalah/pekerjaan), Si Tou Timou Tumou Tou (Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain), torang samua basudara, torang samua ciptaan Tuhan.

“Tradisi dan semboyan tersebut merupakan modal dasar kita sebagai Provinsi Sulut untuk merajut kerukunan umat beragama,” kata Irwasda.

Baca juga:  Pimpin Program “Minggu Kasih”, Kapolsek Wenang Sosialisasikan Aplikasi Polri dan Ajak Jemaat Jaga Keamanan

Menteri Agama RI Lukman Syaifudin, menurutnya pernah berkata bahwa Indonesia mini ada di Sulawesi Utara, sikap toleransi dan tenggang rasa yang dimiliki masyarakat Nyiur Melambai memberi kekaguman bagi Bangsa Indonesia, terutama di sektor agama.

Dia berharap melalui FGD ini dapat memunculkan komitmen moral untuk menjaga kerukunan umat beragama dan komitmen untuk menekan maraknya penyakit masyarakat.

“Sudah menjadi tanggungjawab kita bersama, permasalahan-permasalahan tersebut harus kita antisipasi dan mencari solusi pemecahannya untuk menyelamatkan generasi muda di Provinsi Sulawesi Utara,” tandas Irwasda Polda Sulut.

Dalam FGD tersebut, menghadirkan para pembicara diantaranya Kriminolog Unsrat DR. Rodrigo Elias, SH, MH, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulut KH. Abdul Gafur dan Sinode GMIM Pdt. DR. Hein Arina. (hng)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari INDO BRITA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Pos terkait