Pernyataan diatas dikatakan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Wakil Gubernur Steven Kandouw saat bawakan sambutan pada apel akbar Jambore Nasional Tagana 2017 yang di pusatkan di lapangan Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa, Kamis (26/10/17).
Lanjut Wagub, menjadi harapan kita bersama tidak hanya kita di Provinsi Sulut melalui momentum kegiatan Jambore Nasional Tagana ini semakin mempererat, meningkatkan, mengukuatkan wawasan kebangsaan kita bahwa NKRI itu harus bersama-sama kita jaga dan kita amankan.
Selanjutnya kata Wagub mudah-mudahan dengan pertemuan Jambore Nasional Tagana ini akan semakin meningkatkan pendalaman ilmu terhadap penanggulangan bencana.
“Kami di Sulut merupakan salah satu daerah di Indonesia yang potensi bencananya lengkap. Untuk itu kami merasa senang, bahagia karena paling tidak dari aspek bencana meningkatkan kesadaran kami tentang perlunya keterlibatan pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama untuk mengatasi bencana,” beber Steven Kandouw.
Mengakhiri sambutannya Wakil Gubernur Sulut itu meminta kepada para peserta yang hadir pada Jambore Nasional Tagana agar mengikuti dari awal hingga akhir dengan tertib.
“Selamat menikmati keindahan alam yang ada di daerah ini dan keramah-tamahan penduduk Sulut ini karena daerah Sulut merupakan salah satu ‘Tamansari Indonesia’, dimana seluruh komponen masyarakat, semua golongan agama dan latar belakang yang berbeda boleh hidup bersama di daerah bumi nyiur melambai ini. Kita bangga dan kita merasa perlu jadi contoh untuk 34 Provinsi lain di Indonesia, supaya mari kita jaga persatuan dan kesatuan,” tandas mantan Ketua DPRD Sulut itu.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan Sosial Kementerian Sosial Ir Harry Hikmat mengatakan, bantuan tersebut kiranya mampu dipergunakan sebaik-baiknya guna kemajuan Tagana yang ada di Minahasa dan Tomohon. Lebih dari itu, dirinya berharap lewat gelaran kegiatan yang berlangsung kurang lebih empat hari ini, mampu meningkatkan kualitas dan layanan anggota Tagana. Terlebih, wawasan peserta makin bertambah lewat edukasi bersama negara ASEAN dan tiga negara asing. “Lewat iven ini, kita makin tanggap dan cekatan disaat mengantisipasi dan menangani korban bencana nantinya. Tagana hadir ditengah-tengah masyarakat dan selalu siap siaga,” ungkap Hikmat.
Pasca kejadian bencana dahsyat ditahun 2004 lalu, menumbuhkan rasa empati yang besar dari masyarakat. Didirikannya Tagana jelas jadi sumbangsih berharga bagi kemanusiaan di Indonesia. Olehnya, Hikmat berharap, seluruh peserta jambore bisa kembali ke daerah masing-masing, membawa pulang ilmu dan bekal yang didapatkan selang empat hari berturut.
“Karena melalui Jamnas ini jadi barometer kita untuk mengukur sejauh mana kapasitas kita ketika terjadi bencana nantinya, karenanya sekembalinya ke daerahnya, semua peserta bisa membagi ilmu dan pengetahuan yang didapatkan saat mengikuti Jamnas tahun ini. Lebih dari itu, jadi ajang pemersatu semua anggota Tagana yang berjumlah 35.054 se-Indonesia,” katanya.