indoBRITA, Bitung- Upaya pengosongan lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang terletak di Kelurahan Tanjung Merah Kecamatan Sagerat yang diduduki oleh warga Masata dan dilakukan oleh Satpol PP Pemkot Bitung, Satpol PP Pemprov Sulut yang dibantu aparat Kepolisian dan TNI, menimbulkan korban luka-luka di kedua belah pihak, Kamis (9/11/17).
Atas hal ini, teriakan-teriakan warga Masata di sela-sela proses pengosongan lahan tersebut menarik perhatian. “Yaki saja dilindungi oleh Pemkot Bitung bahkan dibuatkan baliho-baliho, lantas kami manusia justru digebuk dan dipukul serta dipaksa keluar sementara hanya ini tempat berteduh kami dari panas dan hujan, apakah kami tidak cukup berharga,” teriak salah satu ibu sembari mengancungkan kepalan tangan tanda geram.
Di lain pihak, salah satu ibu rumah tangga lainnya mengaku sangat menyesalkan upaya pengosongan lahan yang dilakukan oleh Pemkot Bitung. Sebab, tanaman mereka yang sudah siap panen justru dibabat dan dihancurkan begitu saja.
“Jagung, Kacang tanah, cabai dan ubi yang sudah siap panen dihancurkan oleh petugas tanpa peduli sama sekali,” ujar Reza Hawa (45) salah satu warga Masata yang diwawancarai.
Frangky Sukur (46) salah satu warga Masata yang terluka sobek besar di pelipis sebelah kanan menceritakan kronologis kejadian bermula saat mereka yang mencoba bertahan mulai terdesak oleh banyaknya aparat yang meringsek masuk.
“Saya tidak tahu lagi bagaimana karena situasinya sudah benar-benar kacau. Tiba-tiba batu menghantam kepala saya dan saya tersungkur,” ujarnya sembari meringis menahan sakit.
Banyaknya darah yang mengucur dari kepalanya membuat dirinya terpaksa mundur. “Saya diperban seadanya saja, menjaga agar darah tidak banyak keluar,” sebutnya sembari menunjukan bekas-bekas darah di baju kaosnya.(yet)