indoBRITA, Manado – Posisi James Sumendap sudah aman untuk posisi bakal calon bupati dalam Pemiluhan Kepala Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2018 mendatang. Namun untuk mendampingi Sumendap kelihatannya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), masih sulit menentukan menentukan pilihan.
Hal itu terlihat dari belum keluarnya rekomendasi DPP PDIP untuk Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dan Kabupaten Minahasa, padahal beberap kabupaten lain sudah turun. Kondisi ini oleh beberapa pengamat dinilai akibat tarik-menarik yang belum tuntas apakah kader internal atau eksternal yang akan diusung sebagai calon wakil Bupati mendampingi James Sumendap.
Selama ini nama-nama yang menguat di antaranya Sem Montolalu (Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang PDIP) Mitra), Vocke Ompi, Tavif Watuseke (Ketua DPRD Mitra). Ronald Kandoli (Wakil Bupati Petahana) dan Jemmy Mokolensang, pengacara sukses di Jakarta. Keinginan mengusung kader internal sudah di suarakan Sem Montolalu, Sekretaris DPC PDIP Mitra. Menurut Montololu partainya bakal konsisten mengusung kader internal partai. “Yang pasti kita harga mati internal partai yang mendampingi petahana, “ujar Montolalu seperti dilansir Tribun Manado, Sabtu (16/12/17) lalu.
Montolalu berpendapat hal tersebut dibutuhkan untuk menjaga kebesaran partai PDIP Mitra dan menjaga periode kedua kepemimpinan petahana James Sumendap. Di lain pihak Herry J Prang, warga Tombatu yang mengaku pendukung PDIP sejak dulu mengatakan kalau Jemmy Mokolensang bisa jadi solusi atas tarik-menarik kader internal. “Kalau DPP dan bingung, Pak Jemmy bisa jadi solusi, selain kader partai yang sudah lama, beliau juga punya jaringan di DPP PDIP, “katanya.
Hampir senada dengan itu Stenly Kaligis warga Mitra yang kini beraktivitas di Jakarta menambahkan bahwa Jemmy Mokolensang bisa jadi alternative. “Saya tidak bermaksud mencampuri internal PDIP, walau sekarang lagi di Jakarta, tapi saat pencoblosan saya akan pulang kampung. Jadi tidak salah kalau kasih usulan. Mungkin elit PDIP masih belum sepakat antara pak Tavif Watuseke atau Sem Montolalu, nah di sini Jemmy Mokolensang bisa jadi alternative. Setahu saya beliau kader lama, dan sudah berapa kali maju calon legislative, “tandas Kaligis yang study lanjut di Universitas Indonesia ini.
Di lain pihak Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sam Ratulangi, Gustaf SIP, MSi mengingatkan dalam Pilkada agar partai politik termasuk PDIP jangan terjebak mengusung kandidat lebih dominan karena faktor politik. Dalam riset yang dilakukannya beberapa waktu lalu, untuk pilkada itu yang dibutuhkan adalah politisi dan birokrat, karena di lihat dari aspek fungsi pemerintahan sebagai pengatur, melayani dan pemberdayaan yang bersifat tehnis pengelenggara pemerintahan.
“Idealnya memang kombinasi antara politisi dan birokrat, walau memang itu tidak jadi keharusan. Saat ini memang pada umumnya partai seperti kurang memperhatikan hal itu. Tapi kalau untuk memaksimalkan pelayanan tata kelola pemerintahan dan kekompakan ya itu gabungan politisi dan birokrat atau pensiunan birokrat, “jelas Undap. (drl)