Ribuan Warga Saksikan Ritual Goan Siao di Bitung

Aksi Tang Sin dalam prosesi peringatan Goan Siao atau dikenal prosesi Cap Go Meh di Bitung.(foto: HumPro Bitung)

indoBRITA, Bitung- Prosesi ritual Goan Siao memperingati purnama ke-15 di tahun baru Imlek 2569 di Kota Bitung digelar oleh Klenteng Seng Bo Kiong disaksikan oleh ribuan warga yang tumpah ruah di sepanjang jalur kirab, Jumat (2/3/18).

Di depan Klenteng, prosesi kirab ini dilepas secara resmi oleh Wawali Bitung Maurits Mantiri dan Edison Humiang Assisten I Pemprov Sulut yang mewakili Gubernur Olly Dondokambey.

Bacaan Lainnya

Barisan paling depan dalam kirab adalah barisan kereta hias dimana beberapa Kereta Hias tersebut dinaiki oleh beberapa anak-anak.

kereta hias yang ikut dalam barisan diantaranya, Kuda Kwan Kong, Teratai, Kura-kura, Bumi dan Mei Hoa.
selain barisan itu juga ada Barisan Bhineka Tunggal Ika dimana dipertontonkan budaya lokal seperti Tarian Kabasaran.

Barisan ritual, seperti Barongsai, topeng Sosiru dan Tampayang, Dewa Fortuna dan laainnya juga mengikuti barisan selanjutnya.

Baca juga:  Giat Sosialisasi BNNK Manado Capai 13.310 Orang

7 Kio atau pikulan dan 5 diantaranya dinaiki oleh Tang Sin yang keluar merupakan barisan yang paling ditunggu oleh ribuan warga yang rela berdiri meski diguyur hujan deras.

Tepat pukul 17.05, Tang Sin pertama dari Klenteng Seng Bo Kiong keluar dari klenteng dan menaiki Kio yang pertama dan dewa yang naik ini adalah dewa Kwan Kong.

Tang Sin berikutnya adalah Reinhard Sumampouw dari Klenteng Giok Tjeng Song Tjeng Tay Tjeng Bio Pineleng.
Yang ketiga adalah Tang Sin dari Klenteng Seng Bo Kiong yakni Febri Nangoi kemudian disusul oleh Tang Sin paling muda yakni Reinaldy Koraag dari Klenteng Giok Tjeng Song Tjeng Tay Tjeng Bio Pineleng.

Banyak warga merinding melihat medium tubuh manusia yang dipakai Dewa ini melakukan ritual membacok badan serta menusuk mulut dengan jarum-jarum panjang dan besar.

Di beberapa titik, Tang Sin turun dari Kio dan membuka Huat atau jimat sembari menuliskan tulisan doa memakai darahnya sendiri yang menetes akibat tusukan di mulut kemudian dibakar di sudut jalan.

Rolly Ciwulusan, Rohaniawan Klenteng Seng Bo Kiong mengatakan, ritual tersebut yakni untuk memberkati kawasan yang dikenal rawan agar terlepas dari marabahaya.

Baca juga:  Ketua POSSI Tutup Pelatihan Pemandu Wisata Selam

“Sekali lagi ini bukan atraksi tapi ini ritual pemberkatan agar yang maha kuasa memberikan restu,” sebutnya.

Di panggung utama, Walikota Bitung Max Lomban bersama istri Ny Khouni Rawung didampingi Wawali Maurits Mantiri, Assisten I Pemprov dan pejabat lainnya juga menyambut barisan kirab ini, bahkan atraksi Barongsai dipertontonkan total di depan panggung termasuk para tamu juga memberikan Ang Pao kepada Barongsai.

Walikota Max Lomban yang diwawancarai mengatakan, selaku pemerintah pihaknya menyambut baik event ini dan berharap setiap tahun mendapat restu untuk dilakukan.

“Karena memang kita sudah agendakan secara rutin. Dan kegiatan ini sudah terjadwal dalam agenda pariwisata kota Bitung. Saya sekali lagi memberi suport kepada seluruh umat Buddha dan Konghucu dan seluruh masyarakat yang telah berpartisipasi sehingga cap go meh tahun 2018 bisa terlaksana dengan baik,” bebernya.

Usai melewati rute memutar sekira 5 kilometer, kirab finish kembali di Klenteng Seng Bo Kiong tanda prosesi tersebut selesai.(yet)

Pos terkait