Parpol Harus Serius Lakukan Pendidikan Politik pada Generasi Milenial

Beberapa pelajar dengan bangga memperlihatkan sertifikat yang diterima usai mengikuti sosialisasi sekolah parlemen (foto: donny l)

Novita Umboh Sosialisasi Sekolah Parlemen pada Beberapa SMA dan Perguruan Tinggi di Sulut

indoBRITA, Jakarta – Partai Politik (Parpol) harus serius melakukan pendidikan politik terhadap generasi milenial. Selain saat ini Indonesia sedang bonus demografi, pendidikan politik adalah salah satu tanggung jawab Parpol. Demokrasi Indonesia telah 20 tahun memasuki babak baru, seiring bergulirnya reformasi, kualitas demokrasi berjalan lambat.

Bacaan Lainnya

Demikian ungkapan pengamat politik jebolan Universitas Indonesia Ade Reza Hariyadi. “Miris memang memang, konsolidasi demokrasi kita masih berjalan lambat, kualitas demokrasi sepertinya masih belum menjadi tujuan utama, “ujar Reza. Indonesia.

Baca juga:  Sekda Bitung Hadir Dalam Tatap Muka dengan Tim Pansus RUU DPR RI

Mantan Ketua Komite Politik Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menyebut Indonesia mengalami bonus demografi sampai tahun 2030, di mana generasi muda menjadi dominan. Jumlahnya mencapai hampir lima puluh persen. Banyak di antara mereka sudah masuk pemilih pemula pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 mendatang.

“Demokrasi negeri ini selalu memposisikan generasi milenial sebagai prioritas dalam pendidikan politik. Sayang kenyataan di lapangan tidak seperti itu, “tambah Reza.

Tenaga ahli DPR RI, Novita Umboh menyerahkan sertifikat kepada salah satu pelajar yang mengikuti sosialisasi parlemen dengan baik (foto: donny l)

Di sisi lain,  Novita Umboh tenaga ahli DPR RI, mengatakan sebenarnya sesuai amanat International Parlement Union (organisasi parlemen dunia), tahun 2009 di DPR RI sudah melaunching program sekolah parlemen untuk mahasiswa dan parlemen remaja bagi siswa SMA dan SMK. Novita melihat memang masih banyak politisi yang terjebak pragmatisme, sehingga pendekatan lapangan adalah pendekatan instan lewat pragmatisme.

Baca juga:  Gaji K-13 ASN Meleleh Pekan Depan

“Kita tidak bisa berharap banyak pada kualitas demokrasi kalau pendidikan politik masih menjadi pelengkap saja. Apalagi kalau rekrutmen kader dalam kepartaian tidak berbasis kualitas, “tandasnya.

“Dua minggu lalu saya membantu Sekretariat Jenderal DPR RI melakukan sosialisasi sekolah parlemen dan parlemen remaja pada beberapa SMA, SMK di Kota Bitung dan Universitas Sam Ratulangi ( Unsrat) serta perguruan tinggi lainnya,” kata mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat ini. (drl)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *