Konven Misi GMIM, Berty Kapojos: Momentum Ini Sangat Mendalam Bagi Perjalanan Gereja

GUBERNUR Sulut Olly Dondokambey turut hadir dalam kegiatan didampingi Ketua Umum Berty Kapojos.(foto: boyz)

IndoBRITA, Minut—Ribuan pendeta dan Pelsus serta guru agama dan Komisi Doa dan Penginjilan se-Sinode GMIM, Sabtu 2 Juni 2018, berkumpul satu lokasi di lapangan Desa Serei Kecamatan Likupang Barat (Likbar) dalam kegiatan Konven Misi GMIM sekaligus pembukaan berbagai kegiatan HUT ke-187 pembukaan Pengabaran Injil & Pendidikan Kristen dan HUT ke-84 GMIM Bersinode.

Ketua Umum Berty Kapojos mengatakan, dalam melaksanakan misi GMIM dan HUT kita semua boleh berada disini. Kita meyakini jika GMIM semata-mata ada karena Tuhan dan momentum ini sangat mendalam bagi perjalanan gereja. Selaku panitia pelaksana mengharapkan pelaksanaan Konven Misi bisa dijadikan bentuk untuk mengenang pengabaran injil yang dibawah oleh dua misionaris Jerman yang dididik di Belanda Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwartz masuk ke Minahasa.

Bacaan Lainnya
Baca juga:  Safari Natal Pemkab Talaud, Pj Bupati Ajak Masyarakat di Kecamatan Kabaruan Saling Berbaikan, Menyayangi dan Menopang
KETUA Umum Berty Kapojos saat menyapa para peserta sekaligus memberikan sepatah dua kata pada pelaksanaan Konvensi GMIM di Desa Serei.(foto: boyz)

“Untuk itu, dalam kegiatan berikut yang dipusatkan di Kema, nantinya akan dibangun monumen sebagai bentuk awal perjalanan dan masuknya injil sekaligus akan dijadikan lokasi wisata,” tutur Kapojos sembari meminta gereja GMIM membunyikan lonceng 180 kali secara serentak pada puncak HUT GMIM pukul 05.00 Wita.

Dalam kegiatan tersebut diadakan ibadah bersama yang dipimpin pendeta Ventje Albert Kalumeta yang mengangkat bacaan firman Tuhan dari 2 Korintus 3:1-15. Kalumeta mengatakan firman yang diangkat menggaris bawahi jika temanya antara Korintus dan Minahasa.

“Tanah Minahasa disebut tanah yang kaya dan melimpah, sehingga Riedel dan Schwartz tiba di tanah ini untuk mengajarkan berbagai pengetahuan seperti pendidikan gereja yang menyasar bagaimana anak menghormati orang tua mereka saat itu. Namun sekarang kita sangat prihatian, karena di zaman sekarang banyak orang tua mendidik anak tidak seperti dulu. Sehingga tidak heran untuk lebih mengarahkan anak, banyak gereja di Minahasa berdampingan dengan sekolah guna menanamkan pendidikan kristen kepada mereka,” terang Kalumeta.

Sementara itu Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE yang juga sebagai pelindung mengungkapkan jika pendidikan kristen menyebar ke Aceh bukan hanya sampai di Sulut. Tentunya ini suatu kebanggaan bagi kita dan itu baru saya tahu saat berkunjung ke sana.

Baca juga:  Pjs Bupati Talaud Buka Secara Resmi Konsultasi Komisi Pelayanan Pemuda Germita Tahun 2024

“Sejarah sudah mencatat hal-hal seperti ini, untuk itu mari kita sama-sama tingkatkan terus apa yang sudah dilakukan para pengabar injil seperti Riedel dan Schwartz. Pemprov Sulut sangat mendukung kegiatan seperti ini tentunya sesuai dengan kemampuan. Berbagai progres pembangunan di Sulut tidak lepas dari jemaat dan GMIM. Saya berharap ini dipertahankan agar kerja bersama ini bisa menorehkan pencapaian yang lebih baik. Sekali lagi saya mengajak pemangku GMIM bisa tampil bijak dan tidak mudah terprovokator dan kiranya dengan kegiatan ini bisa menciptakan generasi muda kristen yang mandiri dan mampu berdaya saing,” tutup Dondokambey.

Kegiatan yang melibatkan peserta dari berbagai daerah yang ada di Sulut turut diamankan pihak Polres Minut dan Polsek Likupang didukang dengan kekuatan TNI.(rus)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari INDO BRITA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Pos terkait