indoBRITA, Amurang – Awal bulan September 2018 saat angin kencang terjadi di Amurang dan Minahasa Selatan. Akibatnya, salah satu pohon beringin di jalan Trans Amurang-Tombatu ambruk atau roboh. Sayangnya, tersisa akar pohon dijalan tersebut. Sementara, pengendara baik roda dua hingga empat mengaku ‘takut’ dan harus ekstra hati-hati kalau melewatinya.
Dari pantauan media selama kurang satu bulan, rata-rata pengendara mengaku harus hati-hati saat melewati. Baik dari arah Amurang maupun Tombatu harus ekstra keras untuk tidak melambung. Kalau pun sampai didekat akar pohon beringin, terpaksa harus berhenti kurang lebih 30 hingga satu menit.
‘’Oh, kalau mau lewat di jalan tersebut, harus berhenti, walau diketahui tak ada kendaraan dari arah berlawanan. Sebab, posisi jalan tersebut tinggal setengah jalan saja. Sementara, setengah jalan diatas ditutupi akar pohon beringin yang belum dipangkas atau diangkut oleh instansi terkait,’’ujar Hanny Pantow, salah satu pengendara roda dua.
Pantow menjelaskan, harusnya akar pohon beringin yang ambruk atau roboh tersebut jangan dibiarkan begitu saja. Dinas PUPR Provinsi Sulut atau Dinas PUPR kabupaten yang mengangkatnya.
‘’Jangan nanti sudah ada korban jiwa, baru instansi terkait mengangkatnya. Sekali lagi, akibat ada akar pohon beringin yang menghalangi jalan diatas, maka pengendara harus hati-hati melewatinya,’’ucapnya.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Minahasa Selatan Rudi Tumiwa, ST MSi belum berhasil dikonfirmasi. ‘’Pak kadis lagi mengikuti Rapat Paripurna DPRD Minsel di Desa Teep Kecamatan Amurang Barat. Jadi, nanti dihubungi kembali,’’jelas staf yang minta namanya tak ditulis. (ape)