indoBRITA, Amurang – Hingga saat ini, harga kopra belum stabil pasca demo petani kopra di PT Cargill Indonesia Amurang Rabu, 21 November 2018 lalu. Padahal, kerinduan dan harapan petani kopra memasuki Natal dan Tahun Baru 2019 ini harga bisa stabil. Melihat hal diatas, Bupati Minahasa Selatan DR Christiany Eugenia Paruntu, SE angkat suara guna mencari solusi bagi petani kopra.
‘’Memang sulit melihat keadaan petani kopra saat ini. Bahwa, andalan petani kopra harus ada perubahan soal harga. Pasalnya, dalam setahun berjalan ini harga kopra hanya sekitar Rp 4000-an. Dengan demikian, banyak petani pun mengaku kecewa terhadap pemerintah. Namun, dibalik hal tersebut, justru pemerintah mengaku sulit mengintervensi soal harga. Karena, soal harga ditentukan oleh pasar dunia,’’ungkap Bupati Minsel DR Christiany Eugenia Paruntu, SE belum lama berselang di Amurang.
Namun, kata Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Utara, bahwa sesulit-sulitnya petani kopra saat ini. Maka, dianjurkan kepada petani untuk terus mengolah lahan perkebunan yang ditanam pohon kelapa. Bahwa, disela-sela pohon kelapa kita bisa tanam rica.
‘’Nah, untuk menanam rica disela-sela pohon kelapa. Pemkab Minsel melalui Dinas Pertanian Minsel siap membantu petani untuk tanam rica. Jelas, hal diatas akan diupayakan dibantu pemerintah, yaitu bibit rica dan lainnya. Sekali lagi, ini solusi awal bagi petani kopra biar hasil akan bertambah setelah harga kopra belum stabil,’’jelasnya.
Dikesempatan lain, Alfons Sumual, SIK juga angkat suara soal solusi kedepan bagi petani kopra di Minsel. Menurutnya, apapun yang disampaikan bupati Tetty Paruntu ada benarnya. ‘’Bahwa, itu hanya solusi awal saja. Sambil kita menunggu kepastian soal harga kopra stabil. Bisa dibayangkan, harga kopra 10 tahun lalu bisa tembus Rp 12.000/kg. namun saat ini justru hanya tembus Rp 4000/kg,’’kata Sumual.
Caleg Partai Demokrat (PD) dapil 4 ini mengungkapkan, bahwa program tanam rica yang disampaikan bupati CEP adalah baik. Artinya, hal diatas hanya sebagai tambahan pendapatan bagi petani kopra pada umumnya.
‘’Ya, tanaman rica akan ditindaklanjuti dengan pengepakan dan dibuat semenarik mungkin dengan nama ‘Cabe Enak Pedas’ khas Minsel. Untuk tanamannya, bisa di kebun atau disela-sela pohon kelapa. Atau juga dipekarangan rumah. Dengan harapan, bila kita nikmati hasilnya tentu akan memberikan dampak bagi kehidupan petani di Minsel,’’sebut Sumual yang sangat vokal ini. (ape)