Selamatkan Petani, Wagub Pimpin Rapat Bahas Kopra

indoBRITA, Manado – Harga kopra ditentukan pasar dunia. Kendati demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) tidak tinggal diam berupaya menaikan harga salah satu komoditas unggulan Bumi Nyiur Melambai.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw memimpin rapat untuk membahas permasalahan kopra, Senin (3/12/2018) di ruang kerjanya.
Hadir pada rapat ini, Staf Ahli Gubernur Farly Kotambunan, Asisten II Rudy Mokoginta, Kepala Biro Ekonomi Frangky Manumpil, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Steven Liow, Kepala Dinas Perkebunan Sulut Refly Ngantung dan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Hanny Wajong.
Rapat yang turut dipantau sejumlah wartawan ini merupakan follow up dari penelusuran wagub di Rotterdam, Belanda.
Menurut wagub, dari market intelegen di Rotterdam ternyata harga kopra di negara tersebut juga anjlok.
“Harga kopra turun di dunia. Ini fakta. Logiknya hilir turun berarti hulur juga sama turun,” tutur wagub.
Mengantisipasi harga kopra yang turun, wagub menyiapkan beberapa upaya yang dibagi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Upaya dari pemprov akan menyelamatkan petani kopra di Sulut.
“Kita akan memperpendek mata rantai distribusi kopra. Siapkan pengolahan industri minyak kelapa asli. Ada juga bantuan mesin untuk industri kecil,” jelas wagub.
Selain itu, orang nomor dua di Sulut ini mengatakan pemprov akan menyiapkan resi gudang untuk kopra. Sebab, lewat resi gudang, petani kopra bisa meminjam uang dengan jaminan resi itu sendiri.
“Saya yakin dengan resi gudang pasti harganya (kopra) akan naik,” sambungnya.
Untuk itu, wagub meminta resi gudang tersebut segera dibuat. Mengingat, resi gudang harus dibuatkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan harus disetujui kementerian perdagangan.
Sementara untuk jangka pendek, pemprov akan mengundang pihak perusahaan-perusahaan yang terkait dengan kopra, Selasa (4/12/2018).
“Panggil mereka besok kita rapat. Yang hadir hari ini harus juga hadir,” pungkas wagub.(sco)