indoBRITA, Manado – Banjir bandang yang memporak-porandakan Kota Manado pada 15 Januari 2014 lalu, menjadi suatu pengalaman Pemerintah Kota.
Dimana, banyak masyarakat yang mengaku berhak menerima bantuan dan yang tidak namun terdaftar, membuat Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut (GSVL) lebih berhati-hati dengan peristiwa alam tahun 2019 ini.
Beberapa hari lalu, Kota Manado diguyur hujan deras berkepanjangan sehingga membuat disejumlah wilayah diterjang banjir dan longsor, yang memakan korban sedikitnya 4 korban jiwa diantaranya 3 orang dewasa, serta seorang bocah berusia 6 tahun.
Dengan kejadian itu, Walikota Kota Manado GS Vicky Lumentut mewarning pihak kecamatan dan kelurahan yang wilayahnya terdampak banjir dan tanah longsor agar mengolah data seakurat mungkin.
“Camat dan Lurah yang terdampak bencana mengawal dan bertanggungjawab. Jangan main-main dengan data korban bencana. Jangan membeda-bedakan,” tegas GSVL saat memimpin apel perdana bulan Februari di Aula Serbaguna Pemkot Manado.
Orang nomor satu di Ibu Kota Provini Sulut ini juga mengingatkan pentingnya pengolaan data korban bencana karena pengalaman tahun 2014 lalu saat Kota Manado dilanda bencana banjir bandang.
Proses pendataan dan penyaluran bantuan ketika itu, data awal setelah diidentifikasi ternyata ada yang tidak memenuhi syarat menerima bantuan dari pemerintah pusat sehingga dikeluarkan dari daftar penerimaan.
“Saya minta Camat dan Lurah terdampak bencana tidak main-main mendata warganya yang menjadi korban. Kita belum tahu peristiwa tahun ini apakah ada bantuan atau tidak, tapi kewajiban kita menyiapkan data seakurat mungkin,” pungkas GSVL.(ewa/**)
