Tumbelaka Bersaudara Lagi-lagi Laporkan PLTU Amurang ke DLH Sulut

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (foto:ist)

indoBRITA, Minsel – Aktivitas produksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Amurang, diduga makin berdampak buruk bagi pertanian disekitar area pembangkit listrik tersebut. Pasalnya, aktivitas produksi yang menggunakan bahan batu bara ini disebut-sebut mempengaruhi perkebunan kelapa milik Sonny Tumbelaka.

Menanggapi hal krusial itu, Sonny bersama adiknya Maxi Tumbelaka kembali mengaduh ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terkait aktivitas PLTU 2 Amurang yang mempengaruhi lingkungan perkebunan milik keluarganya itu.

Bacaan Lainnya

“Waktu lalu kita (red) so mengaduh ke DLH Sulut,” pungkasnya dalam dialeg Manado kepada indoBRITA, Jumat (3/5/2019).

Tak hanya itu, Tumbelaka bersaudara itu mengaku hasil produksi kelapa dan kacang tanah di kebunnya menurun drastis dari waktu sebelum beroperasinya PLTU tersebut. “Kelapa biasanya dipanen dengan kualitas yang baik, buahnya banyak dan besar,” aku dia sembari menerangkan bahwa kini hasil produksi kelapa menjadi kecil dan gagal sebelum musim panen juga kacang yang ditanam Maxi tidak berhasil, hanya mati penuh abu.

Baca juga:  Nyawa Sekalipun, Lawan Pertaruhkan demi Lahan 7.000 m2 di Tumpaan Baru

Selain itu, Sonny mengatakan, pihaknya sudah lelah mengaduhkan hal tersebut ke DLH Sulut. “Kami lelah mengaduh ke pemerintah, sudah beberapa kali melaporkan hal ini ke dinas terkait, tapi belum ada tindak lanjut,” terangnya. Sebelum itu kata Sonny, dia bersama adiknya melapor soal temuan tumpukan abu di guguran daun kelapa. “Pernah kami temukan daun kepala yang masih muda sudah gugur ke tanah, dan seperti ada abu yang tidak biasa. Saya (red) curiga ini abu dari PLTU di sebelah,” bebernya.

Untuk laporan kesekian kali tersebut, Tumbelaka bersaudara itu masih menantikan hasil dari DLH Sulut.

Pasalnya dengan meningkatnya, aktivitas tersebut dikeluhkan Sonny Tumbelaka, salah satu warga yang miliki lahan perkebunan di sekitar area produksi PLTU tersebut mengalami kerugian. Sonny yang didampingi Maxi Tumbelaka, Rabu (3/4/2019) mengaku ke IndoBRITA.co bahwa produksi hasil kelapa di kebun milik keluarganya itu menurun. “Produksi kelapa di kebun kami menurun drastis,” aku dia sembari menjelaskan bahwa dirinya pernah menemukan gumpalan abu di buah kelapa yang gugur.

Baca juga:  Terdakwa RL Minta Keringanan Hukuman, Keluarga Korban Histeris

Ia menduga, gumpalan abu tersebut sebagai hasil produksi batu bara di PLTU yang berlokasi tak jauh dari lahan kebunnya.

Tak hanya itu, kata Maxi, dirinya juga memanfaatkan lahan yang masih kosong untuk ditanam kacang tanah dan hasilnya sama. Kacang tanah tersebut gagal. “Saya, manfaatkan lahan kosong untuk menanam kacang tanah, tapi gagal. Daun-daun di tanaman kacang tanah berlumurkan debu,” ungkapnya.

Sonny, untuk hal itu telah mengaduhkannya ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). “Sudah kami lapor ke DLH Sulut, meminta bantuan untuk menangani masalah yang ditimbulkan pihak PLTU ini,” ujar Tumbelaka.

Ia mengatakan juga, dirinya sedang menantikan hasil dari DLH Sulut untuk masalah tersebut. (Slf)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari INDO BRITA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *