Wujudkan Ketahanan Pangan Lokal, Kehati Bersama Sampiri Lakukan Diskusi Dengan Pemerintah dan Masyarakat

Diskusi kelompok terarah keragaman dan ketahanan pangan lokal di Hotel Madinah, Selasa (27/08/2019). (Foto : Nelty)
IndoBRITA, Sangihe – Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) dan Perkumpulan Sampiri lakukan diskusi bersama Pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan masyarakat terkait dengan sinergitas Pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan lokal dengan tema diskusi kelompok terarah keragaman dan ketahanan pangan lokal di Hotel Madinah, Selasa (27/08/2019).
Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pangan Serni Lalu yang mewakili Bupati Kabupaten Sangihe dalam sambutanya menyampaikan apresiasi serta ucapan Terimkasih atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Apresiasi dari pemerintah kepada yayasan Kehati dan Perkumpulan Sampiri serta seluruh jajaran atas prakarsa positif dalam upaya untuk mewujudkan Ketahanan pangan lokal di Sangihe,” ungkapnya
Dikatakanya pula Sangihe merupakan Kabupaten pertama mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Organik dan tanah yang subur memungkinkan wilayah sangihe tumbuh sebagai lumbung bagi sejumlah komoditas perkebunan.
“Banyak Komoditi unggulan Sangihe yang mampuh memberi peluang daerah ini menjadi wilayah mandiri pangan, dengan melihat kondisi ini Pemerintah memeiliki program two day no rice setiap Selasa dan Jumat tidak mengkonsumsi nasi ataupun bahan pangan lainya yang menggunakan bahan baku tepung,” bebernya sambil berharap ide-ide serta gagasan maupun strategi strategi inovatif yang produktif mampuh dikembangkan melalui program yang pada hakikatnya untuk kemajuan, kesejahteraan serta kemandirian seluruh Masyarakat.
Dikatakan pula oleh Puji Sumedi selaku manager ekosistem dari Kehati, diskusi kali ini merupakan evaluasi dari program-program yang sudah dilaksanakan.
“Dengan diskusi hari ini kita mencoba mengevaluasi dengan program-program yang sudah dilakukan sudah sejauh mana program ini dijalankan, kita cari benang merahnya dimana sehingga kedepan tidak hanya menjadi sebuah himbauan-himbauan tapi apa yang perlu kita benahi dan lakukan secara bersama-sama,” ucap Sumedi.
Lanjutnya, “Optimalisasi di lapangan kita melihat dari program- program yang sudah dilakukan sebenarnya dari kehati sendiri yang didorong itu sagu karena merupakan salah satu jenis pangan lokal sangihe yang baruknya itu merupakan prodak unggulan, kami ditingkat nasional melihat sagu adalah produk asli indonesia, dari keanekaragaman hayati benteng-benteng sagu itu ada di beberapa tempat yang ada di Indonesia tapi sekarang mulai menghilang selain alih fungsi lahan dan pola konsumsi yang berubah padahal Indonesia punya ragam pangan yang luar biasa banyak dan bagaimana ini bisa di revitalisasi,” ujarnya dengan harapan
dari pertemuan ini nantinya akan jadi rekomendasi untuk pemerintah daerah dalam melanjutkan atau membuat program-program.(nty)
Yuk! baca berita menarik lainnya dari INDO BRITA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP
Baca juga:  Harapan Ibunda Barbalin Naomi, Putri Papua Barat Lolos jadi Taruni Akpol: Jadi Taruni yang Takut Tuhan

Pos terkait