indoBRITA, Bitung- Lody Korua, Petualang alam bebas yang sukses dengan bisnis arung jeram berbagi pengalaman di Festival Kuala Girian, Jumat (1/11/19).
Korua yang diketahui sukses membesarkan Arus Liar perusahaan operator arung jeram terbesar di Indonesia membagikan pengalaman bagaimana upaya memerangi sampah di sungai sekaligus membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di pesisir sungai Citarik Jawa Barat.
“Waktu Arus Liar pertama kali buka, titik start arung jeramnya itu malah di lokasi pembuangan sampah warga, dalam pengarungan sungai, di awal-awal memang banyak sekali sampah plastik di sungai terutama botol air mineral,” ujarnya.
Lebih jauh, dihadapan pengunjung Festival Kuala, Korua mengatakan, secara perlahan, budaya membuang sampah di sungai berusaha dikurangi dengan penyadartahuan kepada masyarakat termasuk bagi tamu-tamu arung jeram yang minuman botolnya diganti dengan air kelapa.
Sebelumnya, Festival ini dibuka secara resmi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bitung, Audy Pangemanan yang menyatakan bangga iven kembali digelar untuk kedua kalinya.
“Atas nama Pemkot Bitung saya senang dan bangga dengan iven ini, apalagi diprakarsai komunitas yang peduli dengan lingkungan,” kata Pangemanan.
Dia menyatakan akan mendorong setiap tahun ada fertival di tiap kecematan sesuai dengan potensi alam yang dimiliki.
“Contohnya di Kecamatan Ranowulu digagas festival Tangkoko atau di Kecamatan Aertembaga dengan festival Batuangus dan seterusnya,” katanya.
Pembukaan festival sendiri ditandai dengan pelepasan ratusan benih ikan di Kuala Tulap atau DAS Girian yang dilakukan Sekda bersama Kepala Sekolah Lingkungan Kota Bitung, Khouni Lomban Rawung dan Jafung BWS Sulawesi I, Sardjon Welliang.
Festival Kuala Tulap 2 sendiri digelar selama dua hari yakni tanggal 01 dan 02 November 2019 dengan menghadir berbagai perlombaan tradisional serta diikuti sejumlah sekolah dan komunitas di Kota Bitung.
Hadir juga Wakil Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri untuk mengukuhkan Sekolah Sungai Generasi ke-3.(yet)