indoBRITA, Langowan- Petani jagung dan tanaman lainnya di Kabupaten Minahasa, khususnya di wilayah Langowan terancam gagal panen. Penyebabnya karena kelangkaan pupuk.
Ini sudah terjadi beberapa bulan. Kalaupun ada, harga pupuk itu mahalnya bukan main, selisihnya cukup tinggi dibanding kondisi normal.
“Kelangkaan pupuk selalu terjadi di setiap tahun, saat mau menanam dan masa memupuk. Itu hal biasa, tapi kelangkaan sekarang luar biasa, saya cari di tempat lain tidak ada,” keluh Yani seorang petani jagung asal Kecamatan Langowan kepada media ini, Minggu (1/3/2021) siang.
Kini, tanaman jagung milik Yani yang berumur 55 hari belum diberi pupuk. Padahal, tanaman itu harusnya diberi pupuk pada umur 50 hari agar mendapatkan produksi optimal.
Ia mengungkapkan, apabila tanaman jagungnya tidak diberi pupuk, maka yang terjadi gagal panen. Sementara umur tanaman jagung bisa dipanen ketika menginjak usia antara 90 hari sampai 100 hari. “Saya mencari pupuk phonska dan urea di kios resmi tidak ada, hari ini yang ada hanya pupuk organik,” ujarnya.
Keluhan Yani juga dirasakan oleh petani Desa Amongena, Kecamatan Langowan, Oral. Ia mengaku terpaksa membeli pupuk urea senilai dengan harga yang tidak wajar.
Mahalnya pupuk tersebut membuat petani yang akrab disapa Bu itu khawatir bisa menurunkan produksi panennya. Maklum harga pupuk yang relatif mahal.
Menurut Buu selain harganya yang mahal, persediaan pupuk bersubsidi jenis urea, sp-36, za, dan phonska makin langka dan nyaris sulit dicari di kios-kios resmIa pun terpaksa mencari pupuk sampai ke wilayah Kecamatan lainnya.
“Kalau kondisinya begini terus, produksi panen bisa merosot seperti masa tanam sebelumnya. Sejak satu bulan ini sulit dicari, harganya meroket,” ucapnya.
Ia minta, pemerintah segera turun tangan mengatasi kelangkaan pupuk agar produksi padi musim ini bisa tumbuh normal dan tidak terserang penyakit
Tokoh pemuda tani Langowan, Yermia Mumu pun angkat bicara terkait kelangkaan dan harga pupuk yang melambung tinggi ini. “Tentunya saya sedih melihat fenomena yang membuat pedagang dan petani sengsara,” ucapnya.
Jika ini fenomena alam mungkin semua masyarakat harus tabah menghadapinya. Tapi, ia mengendus adanya permainan dibalik kelangkaan pupuk subsidi ini.
“Mafia-mafia Ini yang harus ditangkap Polisi. Panggil distributor dan pihak terkait, kasihan juga para pedagang pupuk di Langowan,” ketus Yermia.
Ia berharap Pemkab Minahasa dan pihak penegak hukum bergerak cepat sehingga petani bisa terselamatkan. “Tangkap pengusaha yang menumpuk dan menyimpan pupuk subsidi dalam skala besar yang menyalahi ketentuan,” kata Yermia. (hng/adm)