DBD Minsel Meningkat, Tiga Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

DBD di Minsel Meningkat, Tiga Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

indoBRITA, Amurang – Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan melalui Satgas Covid-19 sibuk melakukan penyemprotan disinfektan ditempat-tempat keramaian, seperti pasar, terminal, pangkalan ojek dan supermarket. Namun, ternyata kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Minsel  justru semakin meningkat. Laporan hingga 15 Maret 2020 terindikasi DBD sebanyak 118 dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Minsel dr Erwin Schouten menjelaskan, bahwa sekarang pemerintah tak hanya focus dengan kasus Pandemi Covid-19 atau Virus Corona bersama wabahnya. Tapi, intinya pemerintah selalu memperhatikan kasus lainnya seperti DBD yang makin meningkat di Minsel.

Bacaan Lainnya

‘’Bisa dikatakan, pemerintah saat ini harus ekstra keras dengan dua kasus besar. Yaitu, Pandemi Covid-19 dan DBD. Khusus DBD di Minsel hingga 15 Maret lalu dilaporkan sebanyak 118 orang. Dan tiga diantaranya meninggal dunia. Oleh sebab itu, kami harus kerja ekstra agar masyarakat puas dengan penanganannya,’’ujar kadis Schouten.

Baca juga:  Satu Rumah di Tandeki Ambruk Diterjang Angin Kencang

Kata Schouten lagi, kasus DBD hingga 15 Maret berjumlah 118. Berawal Januari 2020 berjumlah 56 orang. Dan bertambah dibulan Februari 44 orang dan Maret juga bertambah 18 kasus. Olehnya, sampai laporan 15 Maret tersebut totalnya 118 orang.

‘’Jadi, soal kematian warga akibat DBD, menurutnya setiap bulan dilaporkan satu pasien. Dan pasien yang meninggal adalah anak usia dini (tiga sampai lima tahun). Schouten mengakui, masih lebih sedikit disbanding tahun 2019. Tapi kemungkinan serangan masih tetap berlanjut karena musim hujan dan pembiakan nyamuk aides aegypti sebagai penyebab DBD tetap ada,’’jelas mantan Direktur RSUD Amurang.

Karenanya, masyarakat diminta tetap waspada. Sekarang kan sekolah-sekolah diliburkan karena Pandemi Covid-19. Tapi, harapannya pihak sekolah harus menjaga jangan ada penampungan air seperti kaleng dan ban mobil. Karena memang, kasus DBD berasal dari terkumpulnya air dalam kaleng atau ban mobil bekas.

Baca juga:  Pemkot Bitung Tegaskan Upacara Hari Lahir Pancasila Sesuai Prosedur

‘’Kasus DBD harus kita sadari bersama. Kesadaran timbul jangan lantaran sudah ada korban meninggal dunia. Harus diakui, wabah DBD harus kita basmi bersama-sama. Olehnya, air dalam wadah kaleng atau ban mobil bekas harus dibersihkan. Biar pembiakan nyamuk aides aegypti yang adalah penyebab DBD tidak ada. Sekali lagi, kami pemerintah tak tinggal diam. Maka dari itu, kami berharap baik pemerintah maupun masyarakat sama-sama menjaga kebersihan guna menangkal DBD tidak ada,’’tukas pejabat low profil.

Ditempat terpisah, Kepala Puskesmas ‘Pingkan’ Tenga Harrol A Tumanduk menjelaskan, bahwa baru-baru ini pihaknya melakukan fogging di Desa Pakuure I. Menurutnya, fogging tidak efektif memberantas siklus hidup nyamuk. ‘’Bahkan, justru dapat memberikan kekebalan kepada nyamuk. Bila didapati adalanya gejala terkena DBD segera langsung bawah ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat,’’sebut Tumanduk. (ape)

Pos terkait