indoBRITA, Manado-Sudah tiga periode di DPRD Manado, Boby Daud tetap kritis terhadap berbagai persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Suaranya lantang menyuarakan aspirasi masyarakat di setiap pembahasan atau rapat dengan mitra terkait.
“Saya ini wakil rakyat. Aspirasi rakyat harus saya sampaikan dan perjuangkan. Saya tak mau mengecewakan mereka,” kata Boby kepada indoBRITA dan EMMC Group di Manado, Selasa (11/8/2020).
Mantan aktivis ini dengan jujur mengakui kalau sikap kritisnya terlecut dukungan banyak kalangan. Dengan biaya atau modal apa adanya, ia bisa lolos ke gedung rakyat di bilangan Tikala berkat sokongan berbagai elemen.
Ia tidak jor-joran mengeluarkan kocek pribadinya seperti yang lain demi mendapatkan suara. “Modalnya pertemanan, relasi dan pergaulan. Banyak yang menopang saya,” ucapnya.
Topangan berbagai elemen itulah membuat Ketua DPD PAN Manado ini seperti tak kehabisan energi berjuang di DPRD Manado. Ia bersemangat menyampaikan aspirasi yang disampaikan konstituen dan warga kepadanya.
Boby tak sungkan mengkritisi berbagai persoalan yang dianggapnya merugikan masyarakat. Layanan publik, kesehatan dan pendidikan yang tak memadai menjadi titik perhatiannya.
Ia juga menyorot persoalan sampah, drainase yang buruk, air bersih dan pengelolaan pasar. Keberadaan dua BUMD milik Pemerintah Kota (Pemkot) Manado yaitu PD Pasar dan PDAM juga tak luput dari kritikannya.
“Butuh keseriusan untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut. Sementara soal PD Pasar dan PDAM, perlu pengelolaan profesional. Tempatkan orang yang profesional untuk bisa memajukan PD Pasar dan PDAM,” kata Boda, sapaan akrab salah satu pimpinan Komisi 1 DPRD Manado ini. (*/adm)