indoBRITA, Manado – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Sosialisasi Panduan Pelaksanaan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) bagi Pelaku Usaha Wisata Selam di Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (2/10/2020) di Hotel Novotel Manado Golf Resort & Convention Center, Manado.
Kegiatan yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui Dinas Pariwisata Daerah Sulut dibuka oleh Staf Khusus Menteri Bidang Digital dan Industri Kreatif, Ricky Yoseph Pesik.
Pesik dalam sambutannya mengatakan sejak pandemi Covid terindikasi masuk Indonesia hingga saat ini kerugian besar terhadap berbagai sektor terjadi luar biasa, terdampak paling besar pariwisata. “Untuk itu, Kemenparekraf/Baparekraf berinisiatif menyusun panduan protokol kesehatan berbasis CHSE di masing-masing bidang pariwisata, termasuk usaha wisata selam. Hal ini dilakukan mengingat protokol kesehatan berbasis CHSE memiliki peranan penting untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata, terutama di bidang wisata minat khusus,” tuturnya.
Khusus dunia wisata selam, memang sebelum pandemi sudah memiliki protokol yang luar biasa ketat karena menyangkut keselamatan penyelam. Seharusnya industri selam lebih siap.
“Saya yakin industri selam paling siap hadapi pandemi. Ciptakan kepercayaan ke pihak luar setiap tempat menjadi tujuan yang aman dari Covid,” terangnya.
“Dengan meningkatnya kepercayaan wisatawan, maka sektor pariwisata bidang wisata minat khusus bisa bangkit kembali,” ujar Ricky.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Henry Kaitjily dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kemenparekraf/Baparekraf karena rutin menggelar kegiatan di Bumi Nyiur Melambai.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sulut, bapak gubenrur dan jajaran mengucpakan terima kasih kepada Kemenparekraf/Baparekraf yang terus melaksanan kegiatan di Sulut. Ini sudah kesekian kalinya dalam konteks pengembangan pariwisata dan tahapan recovery ekonomi kreatif,” tutur Kaitjily.
Birokrat yang lama melalang buana di luar negeri ini mengakui pengembangan pariwisata karena Sulut merupakan salah satu daerah super prioritas.
“Oleh karenanya kita terus berbenah,” sambungnya.
Dibeberkan Kaitjily, pihaknya sudah mulai menerapkan protokol kesehatan, khususnya dengan industri wisata selam.
“Kita mulai dengan penghimpunan industri selam pada bulan Mei lalu.
Di sisi lain, Kaitjily membeberkan antusias penggemar wisata selam di Sulut.
“Kemarin kita laksanakan Mangatasik Under Photo sebagai salah satu upaya road show recover new normal. Diikuti 53 para penyelam ahli foto wide dan macro. Yang mendaftar banyak sekali. Kita batasi karena mengikuti pola new normal,” bebernya.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan talkshow dengan narasumber, antara lain Kepala Dinas Parwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Utara Henry Kaitjily, Kepala Balai Taman Nasional Bunaken Farianna Prabandari, Tim Penyusun CHSE Usaha Wisata Selam Kemenparekraf Daniel Abimanju Carnadie, dan Tim Penyusun CHSE Usaha Wisata Selam Kemenparekraf Bayu Wardoyo.(sco)