indoBRITA, Manado – Belakangan penyuntikan Vaksin Covid-19 dengan jenis AstraZeneca dihentikan sementara oleh Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Karena banyak masyarakat yang merasakan efek samping.
Namun, Vaksin AstraZeneca kembali dilanjutkan di Sulut. Hal ini dikatakan langsung Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
“Tadi Dinas Kesehatan sudah rapat melalui video conference (vidcon) dengan Jakarta, ternyata setelah evaluasi, semua bisa tertangani dengan baik. Jadi bisa disuntikkan kembali, tidak ada masalah,” jelas Gubernur Olly kepada sejumlah wartawan di Lobi Kantor Gubernur Sulut, Selasa (30/3/2021).
Olly menambahkan dihentikannya Vaksin AstraZeneca di Sulut merupakan bentuk kehati-hatian, setelah merespon keluhan masyarakat.
“Kita sangat bersyukur karena kehati-hatian tim Covid-19 yang cepat merespon keluhan,” sambungnya.
Masyarakat Sulut diimbau tidak khawatir dengan Vaksin AstraZeneca.
“Kita memang harus hati-hati. Ternyata memang masyarakat yang alami itu adalah reaksi dari vaksin itu. Bupati Mitra (James Sumendap) suntik Astra. Masyarakat tidak perlu khawatir karena Pemprov sangat responsif apa yang dialami masyarakat. Jadi begitu ada keluhan langsung kita action,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulut, dr Debie Kalalo, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Steaven Dandel menjelaskan terkait penghentian sementara penggunaan Vaksin AstraZeneca karena adanya beberapa orang yang dilaporkan mengalami gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berupa demam, menggigil hingga mual dan muntah.
“Langkah ini diambil untuk memberikan kesempatan bagi dinas kesehatan dalam mempelajari dan melakukan evaluasi terkait penggunaan vaksin AstraZeneca,” ungkapnya.
Lanjut dia, setelah melakukan evaluasi dan konsultasi bersama Komite Daerah (Komda) KIPI Sulut dan Komite Nasional (Komnas) KIPI, maka hasilnya direkomendasikan penggunaan Vaksin AstraZeneca kembali berlanjut.
“Vaksin ini aman. Penyuntikan Vaksin AstraZeneca sudah dilakukan kembali hari ini,” tuturnya.
Ia mengakui, gejala yang timbul dari orang yang telah menerima suntikan Vaksin AstraZeneca sifatnya ringan, dan telah teratasi setelah dilakukan penanganan.
“Dalam EUA vaksin AstraZeneca, sebenarnya telah disebutkan bahwa KIPI ini adalah efek samping dari vaksin tersebut yang sifatnya sangat sering terjadi (Very Common). Artinya 1 diantara 10 suntikan. Dan sering terjadi (Common) yakni 1 diantara 10 sampai dengan 1 diantara 100,” terangnya.
Ia menceritakan, Vaksin AstraZeneca diterimanya dari 24 Maret 2021 sebanyak 50.000 dosis.
“Vaksin ini teralokasi hanya untuk dua daerah, yakni Kota Manado dan Bitung,” tuturnya.
Kemudian, kata Dandel, selang sehari penggunaan Vaksin AstraZeneca di Manado, pihaknya menerima laporan adanya 20 kasus gejala KIPI.
“Atas kejadian itu, kami cepat melaporkan ke Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI. Itu dilaporkan melalui surat resmi,” bebernya.
Selanjutnya, laporan jumlah kasus KIPI terus bertambah hingga totalnya menjadi 355 kasus kejadian pascavaksin.
“Makanya kita mengambil langkah hati-hati, dan menghentikan sementara penggunaan vaksin tersebut hingga sampai keluarnya rekomendasi. Sekali lagi, vaksin ini aman untuk digunakan,” sebutnya.
Ia menambahkan, sebanyak 50 dosis vaksin AstraZeneca digunakan hanya untuk penyuntikan dosis pertama.
“Jaraknya sekira 8 minggu untuk mendapatkan suntikan dosis dua. Untuk dosis dua, nanti akan disuplai kembali oleh pemerintah pusat,” tandasnya.(sco/*)