Oleh Alexander Mellese
OLLY Dondokambey (OD) tak hanya hebat dalam urusan lobi-melobi. Bendahara Umum DPP PDIP ini juga tahu melihat kemampuan kader atau figur yang tepat untuk mengemban suatu amanah besar. Sadar posisi Minahasa Utara (Minut) tengah menjadi sorotan karena keberadaan Likupang sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), OD tak sembarang menentukan pilihan.
Ia memilih sosok visioner, berlatar belakang wirausahawan sukses di ibukota Jakarta. Selain visioner, sang calon juga pintar dan pandai membina jejaring serta pekerja keras. Siapa? Namanya Joune Ganda atau JG. Pria kelahiran Desa Kaima ini dipasangkan dengan figur muda cekatan Kevin William Lotulung (KWL). Pilihan yang sejalan dengan keinginan mayoritas warga Bumi Klabat. Terbukti JG-KWL menang telak pada Pilkada 9 Desember 2020 lalu.
JG pun jadi pengendali pemerintahan dan pembangunan di Bumi Klabat. Ia dilantik sebagai Bupati Minut akhir Februari 2021 lalu. Sejak dilantik, sudah terlihat bagaimana kecerdasan, kesungguhan, kepemimpinan dan kerja keras suami Rizya Ganda Davena itu dalam membangun Minut.
JG mengawalinya dengan mendisiplinkan ASN di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minut. Tak hanya soal waktu kerja dan standar kinerja, tapi kesopanan dalam berpakaian sebagian bagian dari upaya mendisiplinkan diri jadi perhatiannya. JG mau membentuk bawahannya sebagai abdi negara yang bermental baik, berakhlak, berintegritas dan pekerja keras.
Jelas jG mau upayanya menjadikan Minut hebat dan mensejahterahkan masyarakat ditopang tim yang solid. Wakil Ketua DPD PDIP Sulut ini ingin bergerak cepat dan terukur mewujudkan visinya. Gerak cepat tentu dengan tetap mengedapankan aturan.
Itu sebabnya pula semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib berbabis program dan kinerja. Di sana ada penandatanganan pakta integritas. Mulai dari pimpinan sampai staf di masing-masing OPD dituntut komitmen, kejujuran dan keseriusannya menjalankan tugas sebagai abdi negara. Termasuk pula memerhatikan kebersihan kantor. Kantor yang bersih akan memberikan ketenangan dan kenyamanan dalam bekerja.
Saya ingat baru satu minggu JG memimpin di Minut, beberapa warga melalui sosial media menyampaikan kelegaan mereka melihat area perkantoran pemerintahan dan jalan-jalan protokol yang bersih. Perubahan yang menyegarkan.
Gerakan bersih-bersih tentu tak sebatas jalan utama atau areal perkantoran saja, tapi di semua wilayah Minut. JG tak sungkan turun langsung memungut dan memilah sampah. Ia menunjukkan keteladan sebagai seorang pemimpin. Bahkan sebelum jadi orang nomor satu di Bumi Klabat, JG bersama timnya rutin melakukan bersih-bersih di beberapa titik. Gerakan yang perlu didukung dan diikuti mengingat sampah salah satu masalah serius.
Di sejumlah desa, warga mengeluh tak tahu membuang sampah ke mana. Bak atau tempat pembuangan sampah tak ada. Pun tak ada petugas kebersihan yang datang menjemput sampah di rumah-rumah atau di tempat sampah untuk kemudian diteruskan ke TPA.
Jangan heran jika terkadang warga pilih jalan pintas buang sampah di pinggir jalan atau sembarang tempat. Ini problema. Tapi saya yakin JG sudah memikirkan solusinya. Saya baca dan ikuti JG menitikberatkan penanganannya melalui penyediaan bank sampah. Semua kepala desa atau hukumtua di Minut wajib memerhatikan dan menyediakan bank sampah di sejumlah titik.
Ah saya kok lebih banyak bicara soal sampah, bukan mengenai KEK dan DSP Likupang sesuai topik di atas. Sabar….kita menuju KEK dan DSP Likupang, tapi harus mengatasi dulu soal sampah. Minut dengan Likupangnya nanti bakal menjadi sentra wisata terkemuka di Kawasan Timur Indonesia, nasional dan bahkan dunia pasti lebih dulu disorot dari aspek kebersihannya.
Maka saya setuju JG di awal kepemimpinannya menggenjot soal kebersihan. Minut harus bersih untuk kenyamanan semua warganya. Minut harus bersih untuk menarik kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Punya view menakjubkan, pesona alam tiada taranya dan sebagus apapun fasilitas yang ada kalau sampah tak dibenahi akan percuma. Gebrakan JG mengatasi sampah ini perlu disokong semua kalangan.
Gebrakan JG lainnya seperti penertiban aset, termasuk kendaraan dinas juga perlu ditopang. Pun kebiasaan JG melakukan inspeksi mendadak dan memantau langsung pelaksanaan pembangunan perlu diapresiasi. Kunjungan ke sejumlah titik akan membuat Ketua Persatuan Insan Kulintang Daerah (Pinkad) Sulut ini tahu kondisi yang sebenarnya. Misalnya JG jadi tahu ada sembilan dari 32 unit traktor di Dinas Pertanian yang rusak. Hanya 23 unit yang layak pakai.
Semua aset ia catat. Sejak lama JG memang saya tahu selalu berbasis data. Kebetulan saya sedikit mengikuti kampanye JG-KWL saat kampanye Pilkada 2020 lalu. JG tahu mana tim yang asal sebut data, mana yang memasukkan data yang benar dan mana yang bekerja dengan penuh kesungguhan. “Keluarga atau orang terdekatnyapun tak akan dia pakai kalau asal-asal memasukan data, apalagi memanipulasi keuangan,” kata Aji, rekan salah satu jurnalis.
Atas dasar itu, saya ingatkan bawahan JG di lingkup Pemkab Minut untuk jangan-jangan coba memanipulasi atau bermain data. Berikanlah data yang benar, bekerja dengan jujur dan junjung loyalitas jika ingin terus terpakai dalam gerbong pemerintahan JG-KWL.
Ah kok bicara data dan loyalitas ASN, menyimpang lagi dari topik KEK dan DSP Likupang? Sabar, tetap ada kaitan bos. KEK dan DSP Likupang juga nanti bicara data. Data megaproyek yang bakal masuk dan diperlukan loyalitas ASN, terutama instansi terkait untuk mengelolanya.
JG menyiapkan tim dan membenahi yang diperlukan merupakan gebrakan awal yang baik. Gebrakan internal itu disertai dengan kapasitas yang dimilikinya untuk melakukan lobi-lobi ke pusat. Beberapa pengusaha nasional sudah digaetnya untuk berinvestasi di KEK dan DSP Likupang. Ia juga sudah menemui beberapa menteri untuk mengupayakan pembangunan fasilitas di lokasi yang disebut-sebut bakal menjadi kota terindah di bibir pasifik beberapa puluh tahun ke depan itu. (Bersambung/Penulis adalah CEO indobrita dan emmc grup)