Bertemu Walikota dan Tinjau UPTD-PPA Kotamobagu, Kepala P3AD Sulut Ungkap Sering Tahan Emosi

indoBRITA, Kotamobagu – Kampanye stop kekerasan anak dan perempuan terus digelorakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (DP3AD) Sulawesi Utara (Sulut) hingga ke pemerintah kabupaten/kota di Sulut. Kali ini, dengan Pemerintah Kota Kotamobagu.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah Sulut Kartika Devi Kandouw-Tanos turut langsung bertemu dengan Walikota Kotamobagu Tatong Bara, Senin (13/9/2021) siang.

Pertemuan dalam rangka kunjungan kerja itu berlangsung di Rumah Dinas Walikota Kotamobagu.

Walikota Kotamobagu Tatong Bara memberikan apresiasi yang tinggi atas kedatangan Kadis P3AD Sulut.

“Saya pertama ucapkan selamat karena ibu (kadis) hadir. Beliau lalu karo. Sekarang datang dalam tugas baru. Tentu kami apresiasi baru dua bulan sudah datang jauh-jauh beri informasi cukup strategis untuk kami tentang perempuan dan anak,” imbuh walikota.

Pertemuan yang berjalan singkat, namun menurut walikota sangat berarti.

“Substansional sekali bagaimana sinergitas kabupaten, kota, provinsi dan pusat. Dapatkan satu solusi pendekatan tangani hal untuk intervensi provinsi. Kami harapkan ada perhatian dari provinsi untuk lembaga UPTD-PPA untuk menuju ke tipe A,” harapnya.

Usai pertemuan dengan Walikota Tatong, Kadis Kartika pun beranjak ke Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD-PPA) Kota Kotamobagu.

Baca juga:  Kapolres Kotamobagu Pimpin Apel Pagi di SMK TI Cokroaminoto

Di kesempatan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AD) Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos memberikan apresiasi kepada UPTD-PPA Kotamobagu karena di Sulut baru ada lima UPTD-PPA, termasuk yang ada di Kotamobagu.

“Saya apresiasi Pemkot Kotamobagu khususnya dinas yang sudah mempunyai etikad, niat sampai terbentuk UPTD-PPA,” ujarnya.

“Pasti kita bantu kenaikan tipe B menjadi tipe A,” sambung Kartika.

Kedatangan Kadis Kartika ke Kotamobagu karena daerah itu kasus kekerasan pada anak dan perempuan sesuai data Simfoni cukup tinggi. Di mana, untuk total di Sulut ada sebanyak 200an kasus, dari Kotamobagu ada 72 kasus.

Tingginya kasus tersebut, jangan membuat pelayanan publik di UPTD-PPA Kotamobagu mengurangi semangat dalam melayani.

“Tugas kami di provinsi lebih ke preventifnya, sosialisasinya ada di kami. Tetapi untuk pelayanan publik ada di UPTD-PPA. Saya titip untuk dapat memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Jika ada kendala kami dari provinsi siap membantu,” terangnya.

Istri Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw ini menambahkan semenjak dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AD) Sulut, ia harus membutuhkan ekstra kerja keras dalam menangani kasus kekerasan pada anak dan perempuan.

Baca juga:  Polisi Edukasikan Keselamatan Berlalulintas di SMP N 3 Kotamobagu

“Saya membutuhkan energi untuk menahan emosi. Apalagi saya perempuan lebih sensitif terhadap hal-hal kekeraan terhadap perempuan. Saya seorang ibu jadi lebih sensitif ke kekerasan anak. Kerja keras juga memenage emosi saya. Setiap kasus harus tuntas. Jadi jangan sampai kasus itu menggantung,” tegasnya.

“Ini dibutuhkan kerja sama dengan pihak kepolisian dan kejaksaan. Bangun hubungan yang baik,” tukasnya.

Kepala DP3A Kotamobagu Virgina Olii mengatakan kehadiran Kadis Kartika menjadi kado. Sebab, belum lama UPTD-PPD Kotamobagu berulangtahun, tepatnya berdiri pada 9 September 2020.

“Kami baru setahun berdiri. Masih tipe B. Sekarang dalam pengusulan untuk ke tipe A. Kami harap dapat bantuan dari ibu kadis sehingga itu bisa terealisasi,” tuturnya.

Ia melaporkan setiap kasus yang masuk langsung ditindaklanjuti.

“Tahun 2020 untuk kasus yang masuk ke kami ada 66 kasus. Sampai saat ini ada 72 kasus. Setiap ada laporan (kasus), advokat siap mendampingi walaupun itu malam hari,” imbuhnya.(sco)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari INDO BRITA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Pos terkait