Proyek Pengendali Banjir Sungai Ongkak Dumoga Diduga Asal-asalan, Tuuk Sebut Kabalai Cuci Tangan

indoBRITA.co, MANADO – Legislator Sulut Jems Tuuk menyayangkan atas pernyataan Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I I Komang Sudana yang terkesan cuci tangan terkait persoalan proyek pembangunan talud pengendali banjir di sungai Ongkak Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow, yang diduga proses pembangunannya asal-asalan.

Hal tersebut terungkap saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi III DPRD Sulut bersama Balai Wilayah Sungai Sulawesi Utara I di ruang rapat Komisi III, Senin (25/7/2022).

Bacaan Lainnya

Anggota DPRD Sulut Dapil Bolaang Mongondow Raya (BMR) itu menuturkan bahwa pernyataan Kabalai dengan kalimat baru delapan bulan menjabat, sebetulnya sangatlah menyakitkan hati.

Baca juga:  Sistem Birokrasi Sekretariat DPRD Sulut Jadi Perhatian DPRD Sulteng

“Sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dari dapil BMR, saya menerjemahkan bahasa anda, anda melakukan cuci tangan terhadap kasus-kasus ini. Sebetulnya yang saya harapkan dari mulut Kepala Balai mengatakan saya yang bertanggungjawab terhadap kasus ini karena saya adalah Kepala Balai. Ini baru yang namanya leader. Kalau begini kan cuci tangan,” tutur Tuuk yang saat itu ikut ambil bagian dalam rapat tersebut.

Menanggapi apa yang disampaikan Tuuk, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I I Komang Sudana mengatakan siap bertanggungjawab.

“Tetapi, kami ingin menginformasikan, dengan delapan bulan itu saya sudah melakukan konsolidasi, mengingatkan ke teman-teman semua ini agar bekerja dengan baik. Jangan macam-macam, itu intinya. Bukan berarti saya mau lepas dari tanggungjawab. Artinya, walaupun dengan waktu yang diujung, karena diujung ini adalah batas waktu pengerjaan yang harus diselesaikan dengan tanggungjawab yang baik,” kata Sudana.

Baca juga:  Cek Kesiapan Ops Mantap Brata di Sulut, Kalemdiklat Polri Ingatkan Anggota Jaga Kesehatan

Dikatakan Sudana, ada koreksi-koreksi dan catatan-catatan di lapangan sudah ia sampaikan ke Kasatker dan PPK untuk diperbaiki.

“Perhatikan Spek, perhatikan kontrak. Sehingga memang apa yang kami kerjakan ini, kalau menurut saya, saya berusaha bekerja secara maksimal dan itu saya tekankan betul. Tetapi, di dalam pelaksanaan di lapangan ada hal-hal yang mungkin di luar kemampuan atau seperti apa, kekurangan penguasaannya itu perlu dilakukan perbaikan atau koreksi,” pungkasnya.

Diketahui bersama, tanggul pengendali banjir Sungai Ongkak Dumoga yang dibangun pada tahun 2021 ini mengalami kerusakan akibat curah hujan yang tinggi dan drainase yang tidak sesuai, sehingga tidak mampu menahan debit air. Adapun beberapa Desa yang terkena dampak diantaranya Dumoga, Ponarom Barat, Ponarom Utara, Siniung, Mototabian, Desa Ponompiaan. (Ein)

Pos terkait