KKK dan PKKK Bersitegang, Muncul 2 Stakholder Demi Menyelamatkan Organisasi Kawanua

indoBRITA, Jakarta – Ketua Umum KKK Irjen Pol Ronny Sompie dan Ketua Umum PKKK Angelica Tengker dimata pemangku kepentingan tak lagi mempercayai mereka. Bahkan, pemangku kepentingan tersebut membuat pernyataan bersama dalam rangka menyelamatkan KKK dan PKKK. Dipandang perlu, pernyataan bersama dibuat karena baik Sompie dan Tengker tak bisa melanjutkan kepemimpinan organisasi ini.

Demikian disampaikan Yahya Donny Tampemawa, S. Sos, SH, Ricky Siwu dan Noldy Pratasis kepada awak media, Jumat (16/9/2022). Dijelaskan, keributan terjadi karena banyak pihak tersesat karena ketidak pahaman akar masalah. ”Atau, telah disesatkan karena terjadi ‘misleading’. Perlu dijelaskan, bahwa keributan sebenarnya hanya sepele. Tetapi akhirnya terjadi karena ada dua kelompok yang tidak sepaham. Maka dari itu, kami pun datang untuk menyelamatkan KKK dan PKKK agar bisa disatukan kembali,” kata Tampemawa yang dibenarkan Siwu dan Pratasis.

Baca juga:  Tim Opsnal Polresta Manado Amankan Terduga Pelaku Cabul

Dikatakan Tampemawa cs, kelompok 1 terbentuk tanggal 26 Agustus 2022. Kelompok 1 memiliki 16 anggota terdiri aktivis KKK dan PKKK. Tak hanya itu, kelompok 1 mengklaim sebagai tua-tua Kawanua menggelar Musyawarah Tua Tua Kawanua. Musyawarah Tua Tua Kawanua tujuannya ingin mempersatukan entitas KKK dan PKKK. Tetapi, mekanisme diluar AD/ART baik KKK dan PKKK.

”Dari hasil musyawarah itu, lahirlah dokumen kesepakatan membentuk kepengurusan DPP KKK Persatuan atau entitas baru,” ujar Tampemawa sambil melirik Ayub Junus, Donald Sendow dan Veddy Ompi.

Selanjutnya, kelompok kedua terbentuk tanggal 10 September 2022. Artinya, baik kelompok 1 dan kedua hanya selesih 15 hari. Bedanya, kelompok 1 berjumlah 16 orang. Sedangkan kelompok 2 hanya 9 orang.

”Kelompok kedua, dari 9 orang itu berasal dari unsur KKK dan PKKK. Kelompok ini menamakan diri Pemangku Kepentingan (Stakeholder) KKK/PKKK. Agenda utama adalah Penyatuan Entitas KKK dan PKKK, tetapi mau melakukan sesuai dengan AD/ ART KKK dan PKKK,” jelas mereka.

Baca juga:  Walikota Tomohon Dialog Bersama Linmas dan Perangkat Kelurahan

Dari informasi yang berkembang, warga Kawanua seolah-olah menyebut kelompok stakholder KKK/PKKK anti penyatuan. ”Padahal, kelompok diatas hanya melakukan kritik dan koreksi. Bahwa, mekanisme yang ditempuh kelompok MTK adalah keliru,” tukas Tampemawa cs dengan suara keras.

Namun demikian, setelah ramai terjadi misleading. Informasi bahwa kelompok dua dengan berkekuatan 9 orang adalah anti penyatuan. ”Tetapi, 9 anggota stakholder ini terdiri dari utusan KKK dan PKKK. Dengan harapan, keributan kedua belah pihak akan terjadi kedamaian guna mempersatikan kedua stakholder tersebut,” pungkas mereka. (ape)

Pos terkait