indoBRITA, Likupang-Marriot Hotels, pengelola Ecofamily Hotel di Likupang, Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menghadirkan terobosan baru di dunia pariwisata Indonesia. Hotel dengan jejaring terbesar dan terpercaya di dunia itu akan mengoperasikan kapal penumpang bawah air atau passenger submersible craft).
Kapal selam wisata bernama Golden Manta yang didatangkan dari Spanyol ini akan melayani wisatawan yang mau menikmati keindahan bawah laut Sulut, khususnya di destinasi wisata super prioritas (DSP) Likupang. Kapal ini bagian dari wahana berdirinya Eco Family di Desa Paputungan, Likupang.

“Jika tak ada aral melintang, kami akan soft launching pada November 2022. Kehadiran kapal selam wisata ini untuk memberikan nilai tambah bagi pengembangan pariwisata Sulut,” kata Adjie Sularso, Konsultan Kapal Bawah Air Golden Manta saat diskusi ringan dengan sejumlah wartawan di Hotel Granpuri Manado, Jumat (16/9/2022) malam.
Kapal yang sudah dibeli manajamen PT Bhineka Mancawisata (BMW), Pemilik Eco Family Hotel itu sudah berada di Pelabuhan Bitung. Manajemen tengah merampungkang aspek legalitas dan kesiapan operasional.
“Awak dan kru juga sedang menjalani training. Kita harus memberikan layanan terbaik saat beroperasi,” kata Ketua Panitia Sail Bunaken dan WOC 2009 lalu ini.
Dijelaskan Adji, kapal dengan nilai investasi Rp40 miliar ini berkapasitas 30 penumpang, sudah termasuk tiga kru. Kecepatan kapal selam di atas permukaan = 8 knot = 14 mm/jam. Namun kecepatan waktu menyelam hanya 2 knot = 3,7 km/jam.
Menurut Adji, kapal bisa menyelam hingga kedalaman 100 meter. Namun untuk kebutuhan operasional wisata, kapal hanya akan menyelam di kedalaman 30 meter.
“Pemandangan bawah laut itu memang hanya di 30 meter. Penumpang nantinya bisa menikmati keindahan bawah laut dari kaca sebagai view port,” ucap sosok di balik kehadiran Kapal Induk USS George Washington pada acara puncak Sail Bunaken dan WOC 2099 lalu ini.
Rencananya kapal penumbang bawah air ini akan berlayar dari Pantai Kora-Kora di Desa Paputungan sebagai home base menuju perairan sekitar seperti Sahawung dan Pulau Bangka. Dengan view bawah laut yang menakjubkan, penumpang akan merasakan sensasi luar biasa.
“Di sana terdapat mangrove, keragaman hayati dan terumbu karang yang indah. Pantai sekitar Desa Paputungan dan laut bawah laut Likupang itu surga tersembunyi yang belum banyak terekspos,” kata Humas PT PT Bhineka Mancawisata, Rizal Lajuck.
Dengan segala sensasinya itu, muncul kekhawatiran manajemen akan melepas tiket dengan harga selangit. Namun, Adji memastikan harga tiket bisa terjangkau.
“Manajemen masih hitung. Mungkin untuk penumpang dalam negeri kira-kira Rp1 juta. Sementara penumpang asing 100 dolar Amerika Serikat,” ujar Adji.
Mantan pejabat eselon 1 di Kementerian Kelautan dan Perikanan ini optimistis Likupang akan mendunia. Ia mengajak semua kalangan untuk terus mempromosikan potensi wisata Likupang dan Sulut. “Mari bersama menduniakan Likupang,” imbuhnya. (*/adm)