indoBRITA, Lolak – Meylani Salasa, perempuan kelahiran, Inobonto 6 Mei 2000 bercita-cita jadi guru berkualitas. Pasalnya, banyak guru di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara belum banyak berkualitas. Namun, apabila selesai di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado, Meylani berkeinginan untuk meneruskan cita-citanya sebagai guru.
”Ya, sejak kecil cita-citanya sudah terpatri ingin jadi guru. Ingin membantu para guru yang pernah mendidiknya. Maka dari itu, saya memilih melanjutkan kuliah di IAKN Manado dan mengambil jurusan Pendidikan Agama Kristen atau PAK,” kata Salasa, anak keempat dari lima bersaudara.
Lanjut mahasiswa semester 8 ini, ketika berjumpah dengan wartawan indoBRITA.co di Amurang, khususnya waktu mengikuti KKN di Desa Kilometer Tiga.
”Maaf sebelumnya, bukan ingin mengatakan banyak guru di Indonesia dan Sulut khususnya tidak berkualitas. Terus terang tidak, tetapi ingin agar supaya para guru lebih baik lagi. Pada dasarnya, kalau bukan guru yang mendidiknya, mungkin saya belum menjadi mahasiswa. Oleh sebab itu, capailah cita-cita itu, selagi orang tua (papa, red) masih ada dan ingin membiayai kuliahnya,” ujar lulusan SDN 2 Labuan Uki.
Meylani dilahirkan dari ayah Christian Salasa dan ibu Alci Lahea (almh). Perempuan 22 tahun lebih ini, ditanya soal kerinduan menjadi guru berkualitas, karena tak beralasan dan sudah menjadi kodratnya. Sementara itu, Meylani memilih IAKN dan bukan UNIMA.
”Kalau IAKN, so pasti belajar tak hanya dunia pendidikan semata-mata. Tetapi, saya juga belajar agama lebih dalam. Dan nanti, selesai kuliah juga sudah diterima sebagai guru (PNS/ASN) so pasti mengajar agama dalam pendidikan. Sedangkan UNIMA, hanya tentang karakter pendidikan dan banyak lagi. Dari perbedaan dua almamater diatas, tentu baginya sama. Akan tetapi, saya lebih tertuju dengan IAKN, bukan UNIMA,” jelas alumni SMP Negeri 4 Lolak.
Disamping itu, perempuan yang suka berteman dengan lansia, muda serta anak-anak ini mendapat pujian banyak orang.
”Terima kasih buat orang Kilometer Tiga, dimana saat ber-KKN disini, masyarakat sangat baik. Baik lansia, muda dan anak-anak semuanya baik. Jadi, selama 32 hari bergaul dengan masyarakat Km3, banyak pengalaman yang diterima. Bahkan, hampir-hampir orang Km3 so nda mo kase pulang pa kita deng teman-teman mahasiswa. Sekali lagi makasih om, tante dan kaum muda serta anak sekolah minggu yang baik hati,” pungkas alumni SMKN 1 Lolak yang telah memiliki tambatan hati, tapi enggan disebut.
Selain itu, Meylani Salasa, mahasiswa semester akhir minta didoakan biar tahun 2023 ini bisa menyelesaikan kuliahnya. ”Terpenting, doa orang tua, kakak dan adik serta keluarga besar di Lolak, Bolmong dan orang Km3 keseluruhan tentunya,” sebut perempuan suka senyum itu.
(ape)