indoBRITA, Jakarta– Di Desa Teja, Kecamatan Rajaguluh, Kabupaten Majalengka, nama Wiwi Widiati sangat terkenal. Warga desa sangat mencintai dan menghormatinya.
Sebagai kepala desa, ia menunjukkan kepemimpinan yang baik. Wiwi betul-betul menjawab kepercayaan masyarakat Desa Teja melalui kerja keras. Ia mengayomi semua kelompok di desanya.
Ia sudah menjabat kepala desa selama 12 tahun. “Ia dekat dengan semua warga. Ia pemimpin atau pelayan yang baik,” ucap salah satu warga Desa Teja.
Menariknya sebelum jadi kepala desa, wanita cantik itu sempat menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan (Korsel). Di negeri ginseng itu, Wiwi bekerja dengan giat. Tekadnya adalah mengumpulkan modal untuk bekal keluarga dan hari tuanya.
Setelah kontraknya selesai, Wiwi pulang kampung. Karena pembawaannya yang supel dan ramah serta ditunjang kecerdasannya, ia kemudian dipilih masyarakat Teja sebagai sebagai Kepala Desa (Kades) saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).
Amanah itu dijawab dengan kesungguhan dan komitmen memajuka Desa Teja.Ia memaksimalkan potensi yang ada di desanya untuk kemajuan bersama. Kepemimpinannya yang mengayomi itu disukai warganya.
Meski terbilang sukses sebagai kepala desa, Wiwi tak henti belajar. Ia terus mengupgrade diri, baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
Terkini di tengah kesibukannya, ia sukses menyelesaikan program Magister (S2) Administrasi Publik di Universitas Pasundan Bandung. Ia ikut wisuda pada sidang senat terbuka ddi Harris Hotel Convention Citilink, Bandung, Selasa (7/12/2022).
“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa selesai menempuh Magister Administrasi Publik di Universitas Pasundan, Bandung,” ucap istri Ibrahim Muhammad Nur ini.
Sebagai kepala desa, ia mengelola dana desa yang diberikan setiap tahun. Pengalaman itu memantapkan Wiwi menulis tesis dengan judul implementasi kebijakan penyaluran dana desa di Kabupaten Majalengka.
Dengan tesis tersebut, Wiwi berharap ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat dan sekaligus bisa terus mengimplementasikannya dalam mengemban tugas sebagai Kepala Desa Teja. Ia ingin bermanfaat bagi orang banyak.
Di samping itu, Wiwi mau memotivasi anak-anak di desanya agar tak jemu belajar. Mengejar ilmu menurut dia tak mengenal batas umur. Ia menunjukkan contoh bisa meraih gelar magister di tengah kesibukannya sebagai Kades Teja.
“Belajar itu, sepanjang hayat dan merupakan ibadah. Tuntut ilmu setinggi mungkin selama ada kesempatan,” ujar wanita kelahiran Majalengka 13 Oktober 1983 ini.
Tapi ia juga mengingatkan kalau pintar saja bukan jaminan berharga. Bagi Wiwi, perlu memadukan intelektualitas dan pembinaan karakter serta akhlak tau moral.
“Moto saya adalah cerdas, edukatif, relijius, inovatif dan aktif. Saya mau mengabdikan diri untuk masyarakat dengan patokan akhlak yang mulia,” kata wanita lulusan S1 Universitas Majalengka ini.
Ia menyampaikan terima kasih kepada keluarga, rekan kerja dan masyarakat Desa Teja yang turut mendorong, dan mendoakan dirinya sehingga bisa menyelesaikan kuliah. “Mohon doa restunya, semoga ilmu yang saya peroleh bermanfaat,” ucapnya.(smi/adm)