indoBRITA, Kumelembuai – Isu sejumlah peternak babi di Kecamatan Kumelembuai mengalami musibah terserang virus babi. Akibatnya, terdapat sejumlah ekor babi mati dan terpaksa dimusnahkan dengan cara dibakar.
Camat Kumelembuai Mikhael Kamang Waworuntu, S.SIP membenarkan hal diatas. ”Isu tersebut benar. Hanya saja, soal klarifikasi benar tidaknya isu virus babi tersebut, maka pihak Dinas Pertanian Minsel yang bicara. Memang, karena telah ramai dibicarakan, pihak keluarga dan pengusaha peternakan langsung mengantisipasi dengan cara memusnahkannya,” kata Camat Waworuntu.
Menurutnya, proses pemusnahan melalui pembakaran bangkai babi. Bahwa, setelah dibuang oknum tidak bertanggungjawab disalah satu perkebunan Erasen Kumelembuai Dua (akses jln Kumelembuai-Makasili). Pemerintah desa, Polsek Motoling, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dr Ketut Wahyudiarta langsung membakarnya.
”Sekitar 3 ekor dan sejumlah potongan daging dalam jumlah besar dalam karung dikumpul setelah itu dibakar. Diakuinya, bahwa virus tersebut tidak menyerang manusia. Tetapi, virus tersebut menyerang babi,” ujar Kamang sebagaimana dikutip dr Ketut.
Ditambahkannya, dari hasil penyelidikan sementara. Pihak kepolisian dan Dinas Pertanian Minsel dalam kesimpulan menyebut.
”Pertama, bangkai babi diperkirakan sudah lebih dari 2 hari. Karena telah menyebarkan aroma busuk yang mengganggu penciuman. Kedua, keterangan dokter hewan, bahwa apabila bangkai tersebut memang terbukti benar mati karena virus. Maka, virus tersebut tidak membahayakan/menular kepada manusia. Tetapi, hanya menilai ke babi lainnya,” jelas dr Ketut.
Tetapi katanya lagi, proses pembusukan bangkai babi harus segera Dimusnakan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Ketiga, hasil uji sampel yang dilakukan Dinas Pertanian Bidang Peternakan bersama tim Dinas Peternakan Sulut awal Juni 2023, di Kecamatan Kumelembuai.
”Bahwa, kepada peternak lokal di Desa Kumelembuai Raya, hasilnya negatif virus ASF. Selanjutnya, keempat bahwa Kapolsek Motoling berdasarkan investigasi menyampaikan bahwa bangkai babi tersebut diperkirakan bukan beras dari wilayah Kecamatan Kumelembuai dan Minsel,” ungkapnya tegas.
Selanjutnya, kemungkinan itu berasal dari luar Minsel yang didatangkan oknum penjual dan terlanjur dibeli warga. Tetapi, ternyata hewan ternak babi tersebut mati dalam perjalanan ke wilayah Minsel (Kumelembuai, red).
Dan kelima, proses penyelidikan lebih lanjut kata dr Ketut yang dibenarkan camat Kumelembuai bahwa semuanya akan diserahkan kepihak aparat kepolisian sambil tetap selalu waspada.
”Bahwa, harus memperketat pengawasan, demi mencegah tindakan oknum yang tidak bertanggungjawab. Artinya, kewaspadaan akan muncul kalau kita diam. Maka dari itu, kita waspada biar semuanya tidak menimpah warga Kumelembuai dan Minsel pada umumnya,” pungkas Kamang.
(*/ape)