indoBRITA, Jakarta-Pemberitaan dengan judul Sam tertipu miliaran rupiah di proyek RSIA Bintaro, dokter Prima diminta bertanggungjawab di indobrita menuai tanggapan. Dokter Prima Progestian, SPOG menyebut berita tersebut tidak benar.
“Saya pikir ini berita ngga benar. Yang pertama kerugian bisnis bukan penipuan apalagi kerugian bisnis ngga dikembalikan,” demikian chat dokter spesialis kandungan itu kepada indobrita dan emmc grup, Sabtu (15/7/2023) malam.
Ia menyatakan siap bertanggungjawab atas kerugian yang diderita Semuel Muda Kadang. “Kan saya mau ganti kerugian yang diderita. Ini saya merasa dizolimi, silahkan diturunkan,” begitu coretan Prima.
Ia bahkan menulis pesan yang cukup menohok. “Jika ngga saya doakan dengan serius dengan kezoliman yang saya alami semoga anda dan tim semua tidak selamat dunia akhirat sesegera mungkin,” tulis Prima lagi.
Diberitakan sebelumnya, pengusaha asal Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Semuel Muda Kadang atau Sam memberikan pinjaman sebesar Rp3,7 miliar ke Prima. Pinjaman tersebut menurut Sam diserahkan di kantor Prima. “Memang dia yang pinjam,” kata Sam..
Kisahnya bermula pada Januari 2016 silam. Ketika itu Sam bertemu dengan Prima. Dokter berkacamata ini dalam kapasitasnya sebagai perwakilan PT Permata Bintaro menyampaikan rencana membangun RSIA Permata Bintaro.
Saat pekerjaan akan dimulai, dana dari Prima selaku pemberi kerja belum ada. “Alasannya dana dari investor belum masuk ke bank dan sementara diurus di bank,” ujar Sam saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Agar dana dari luar masuk dan pengurusan di bank berjalan lancar, dokter yang cukup terkenal di Jakarta itu meminta Sam untuk membiayai pengurusan di bank. Dana yang diminta senilai Rp 3,7 miliar atau setara dengan 250.000 euro saat itu. Dana tersebut bersifat pinjaman sementara.
Maka dibuatlah perjanjian antara Prima dan Sam. Apabila dalam jangka waktu 14 hari gagal dalam pengurusan di bank atau dana investor tidak masuk, maka Prima wajib mengembalikan dana yang diserahkan Sam.
Rupanya Prima menyerahkan lagi dana itu ke pendana. Nah, pendana atau investor ini yang diduga biangnya sehingga pembangunan RSIA Bintaro gagal. Ia juga ditengarai membawa kabur uang pinjaman tersebut.
Benar saja, setelah 14 hari, ternyata dana dari investor tidak masuk. Atas perjanjian yang disepakati, Sam meminta dana Rp3,7 miliar dikembalikan. Sayangnya Prima ingkar dari kesepakatan. Ia tidak bisa menepat janjinya mengembalikan dana Rp3,7 miliar tersebut.
Merasa dipermainkan dan ditipu, Sam kemudian melaporkan permasalahan ini ke Polda Metro Jaya melalui kuasa hukumnya Diswan Said. Laporan tersebut diterima Polda Metro Jaya dengan No LP/247/V/2016/PM/Ditreskrimum tertanggal 20 Mei 2016.
Setelah laporan itu, Prima memberikan tiga lembar bilyet giro pada 1 november 2016. Tiga lembar bilyet giro tersebut bernilai kurang lebih Rp 3,7 miliar. Sayangnya pihak bank menolak dengan alasan saldo tidak ada. Lagi-lagi Sam merasa ditipu oleh dokter yang diketahui menjadi anggota IDI Jakarta itu.
Prima juga menurut Sam sempat memberikan sertifikat milik ibunya sebagai jaminan. Hanya saja sertifikat tak bisa digunakan dalam kaitan dengan pengembalian dana Sam. Prima lalu membuat surat pernyataan lagi untuk menyelesaikan pinjamannya pertengahan Februari 2017. “Namun, ternyata hanya janji-janji yang tak bisa direalisasikan,” ucap Sam.
Ia kemudian memperlihatkan perjanjian hutang-piutang antara dirinya dengan Prima. Ia juga menunjukkan surat pernyataan Prima Progestian untuk mengembalikan semua dana yang ia pinjam tersebut.
Tapi sampai saat ini, Prima menurut Sam tak kunjung menepati janjinya. “Memang ia sempat mengembalikan sekitar Rp700 juta. Uang itu ia cicil dalam tujuh tahun. Saya merasa dirugikan,” ungkap Sam.
Apa kata dokter Prima? “Ini sudah ada pembayaran.Diupayakan tahun ini selesai,” tulis Prima melalui layanan whatsapp kepada indobrita dan emmc grup.
Ia menyebut angka sekitar Rp1 miliar sudah dikembalikan. “Jadi dana sudah masuk ke Sam, bukan nggak ada sama sekali. Sambil nunggu tanah terjual baru bisa beres. Insya Allah tahun depan selesai,” tulis Prima lagi.
Ia menyebut dana yang dipinjamkan itu tidak ada yang ia pakai. “Semua dibayarkan ke pendana dan dibawa lari. Saya yang nanggung penggantian dan sudah berjalan kok, aman,” demikian chat Prima.
Pernyataan Prima tersebut ditanggapi balik Sam. “Dia yang pinjam, dia kasih ke orang. Jadi dia yang harus tanggung jawab, jangan ngeles,” ucap Sam.
Dia membantah adanya transferan dari Prima sebesar Rp1 miliar. “Mana buktinya? Yang benar itu Rp700 juta selama tujuh tahun,” kata Sam lagi. (*/adm)