IndoBRITA, Tahuna– Demam berdarah (DBD), mulai menjangkiti anak anak di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Dari pantauan media ini, satu anak telah meninggal dunia, dan beberapa anak lainya kini menjadi pasien rawat inap di RS Liun kendage Tahuna sampai dengan saat ini. Salah satu keluarga pasien, Aditya Johanes Seliang ketika di temui berharap pihak Dinas Kesehatan Sangihe agar lebih proaktif dalam penanganan Penyakit Demam Berdarah (DBD). “Dinas Kesehatan, jangan sampai terlambat mengambil sikap, harus sesegera mungkin melakukan penanganan. Tidak usah menunggu sampai pasien lebih banyak lagi,” kata Aditya, yang juga adalah ketua Banteng Muda Indonesia Sangihe.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Sangihe dr Handry Pasandaran saat, dikonfirmasi mengatakan ada empat kasus meninggal sepanjang 2023, terdiri dari satu kasus di Tahuna, satu kasus di manganitu dan dua kasus di kahakitang. Khusus Agustus 2023 ini ada empat kasus, lebih rendah dari bulan juni yang 9 kasus. Sementara di bulan juli tidak ada kasus terkait DBD. Dan di Agustus ini, di wilayah tahuna ada satu kasus meninggal dunia karena DBD.
Untuk langkah dan tindakan pencegahan penyebaran penyakit DBD, pihak Dinkes Sangihe sudah melakukan intervensi dan koordinasi dengan wilayah terdampak DBD. Menurut Kadiskes Sangihe mereka terus memberikan himbauan untuk membersihkan lingkungan dengan menerapkan 3M plus. “Kemudian pasien yang ditemukan, segera diobati dan ditangani dengan baik oleh Puskesmas maupun RS. Lalu pada beberapa wilayah dengan kasus tinggi telah dilakukan fogging,” jelasnya, sembari mengharapkan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat baik di kelurahan atau desa untuk menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. (Ver)