Longsor di Jalan Trans Bowombaru-Pulutan, Ini Kata Pemerhati Lingkungan

Jalur trans menghubungkan dua kecamatan di Talaud diterjang bencana tanah langsor pada senin kemarin

indoBRITA,Melonguane- Hujan deras yang terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud  menyebabkan bencana alam berupa Longsor pada, Senin (6/5/2024).

Peristiwa longsor tersebut terjadi di ruas jalan nasional yang menghubungkan Desa Bawombaru, Kecamatan Melonguane Timur dan Desa Pulutan, Kecamatan Pulutan.

Bacaan Lainnya

Longsor yang menimpa ruas jalan penghubung antar kecamatan tersebut  menjadi sorotan bagi salah satu pemerhati lingkungan Agus Maatuil. Dalam keterangannya,  ada dua poin penting dalam peristiwa tersebut yaitu kesadaran masyarakat dan perhatian pemerintah.

” Perhatian pemerintah diperlukan untuk mengedukasi masyarakat tentang kelestarian alam, sebab karena perilaku masyarakat terhadap alam itu sendiri maka terjadilah dampak bencana atau alam bereaksi atas perbuatan manusia,” katanya.

Baca juga:  Tiba di Talaud, Danlanal Melonguane Disambut Pemda dan Forkopimda

Menurut Agus, ada beberapa bukti nyata dilapangan, diantaranya penggundulan lereng sepanjang ruas Pulutan-Bowombaru telah terjadi secara masif dan dipastikan masih akan terjadi bencana yang sama di titik “penggundulan” lainnya.

” Penambangan pasir pantai telah menimbulkan abrasi di banyak tempat dan hal ini seakan dibiarkan terjadi. Diprediksi 5 sampai 10 tahun depan beberapa titik di jalan trans Pulutan-Melonguane akan habis tergerus abrasi karena deburan ombak dan erosi karena banjir,” jelasnya.

Senada dengan dengan Agus, salah satu warga Desa Pulutan Yuler Saulauda, yang juga pemerhati lingkungan  menerangkan, penambangan Daerah Aliran Sungai (DAS) di sungai BEN di Pulutan Selatan telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan masih terus dibiarkan walaupun sudah lebih dari satu dasawarsa.

Baca juga:  Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Jadi Kapolda Sultra

” Hal ini telah dilaporkan ole pemerhati lingkungan ke instansi terkait tetapi hasilnya tetap nihil,” ungkapnya.

Untuk itu, mereka menegaskan diperlukan langkah nyata dan sikap tegas untuk siaga bencana dengan menanamkan nilai dan kesadaran melestarikan alam dan lingkungan hidup di Bumi Porodisa tempat kita hidup dan berpijak.

” Kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam menjadi sangat penting,” tegas keduanya.

Ditambahkan juga, selain itu tentunya perhatian pemerintah untuk menertibkannya lebih penting, bukan sebatas reaksi cepat atau tanggap darurat pasca bencana terjadi.

“Tetapi melakukan langkah antisipasi agar bencana itu tidak menimpa atau terjadi, “pungkas keduanya. (liw)

Yuk! baca artikel menarik lainnya dari INDO BRITA di GOOGLE NEWS

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *