indoBRITA, Papua Tengah – Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah menyatakan siap menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024. Salah satu figur, sebutnya Petrus Badokapa, S. Th, M. Th, Ketua DPRD Kabupaten Deiyai mengaku siap maju sebagai bakal calon bupati Deiyai.
Namun, ada kata memiriskan siap tidak dilantik sebagai anggota DPRD Provinsi Papua Pegunungan dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Dan menyatakan siap maju sebagai calon bupati Kabupaten Deiyai tahun 2024.
”Ya, awalnya saya terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Papua Pegunungan periode 2024-2029 dari Partai Hanura. Namun demikian, saya siap tidak dilantik sebagai anggota DPRD terpilih Provinsi Papua Pegunungan hanya karena siap maju sebagai calon bupati Kabupaten Deiyai,” kata Petrus, seperti dikutip Tonny Richard Rengkung yang diterima wartawan indoBRITA.co di Amurang, Kamis (30/5/2024).
Menurut Petrus, bursa calon kepala daerah Kabupaten Deiyai Provinsi Papua Tengah semakin ramai. Karena para calon yang akan maju dalam kontestasi Pilkada 2024 sedang ramai. Bahkan, para calon sedang kumpul di Jakarta untuk mendapatkan rekomendasi pimpinan partai.
”Ya, dari beberapa calon yang menyatakan maju dalam pilkada Kabupaten Deiyai. Telah mendapat (mengantongi, red) rekomendasi pimpinan partai di Jakarta. Salah satunya, saya yang juga Ketua DPRD Kabupaten Deiyai yang tak lain sebagai kader Partai Hanura,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Ketua Umum DPP Partai Hanura Osman Sapta Odang (OSO) dan Sekjen Benny Rhamdani telah menandatangani rekomendasi untuk pencalonan sebagai bupati Kabupaten Deiyai.
”Pileg 2024, Partai Hanura Kabupaten Deiyai mendapat 2 kursi. Dan 1 kursi untuk DPRD Provinsi Papua Tengah. Dengan demikian, Petrus Badokapa, S. Th, M. Th menjadi milik rekomendasi tersebut,” tegasnya.
Disela-sela itu, bakal calon terkuat Kabupaten Deiyai, melalui Tonny Richard Rengkung menjelaskan terpanggilnya untuk bangun kampung halaman karena didorong dan didukung oleh para tokoh masyarakat. Tokoh adat serta generasi muda yang tergabung dalam himpunan mahasiswa Deiyai.
”Pak Petrus Badokapa, S. Th, M. Th mengaku siap tidak dilantik sebagai anggota DPRD terpilih Provinsi Papua Tengah dari Partai Hanura. Namun, pak Petrus Badokapa meminta restu warga dan tokoh adat, generasi muda sebagai calon bupati Kabupaten Deiyai tahun 2024,” jelas Rengkung.
Katanya, di Jakarta saat ini ramai para calon bupati dari sejumlah daerah se-Papua Raya untuk mendapatkan rekomendasi partai sebagai calon kepala daerah.
”Tapi, optimis sudah kalau dirinya telah mengantongi rekomendasi tersebut. Dan Pak Petrus mengatakan tekat maju sebagai calon bupati Kabupaten Deiyai karena bentuk kepeduliannya. Karena selama Kabupaten Deiyai menjadi daerah otonom, terkesan pembangunan diberbagai sektor kehidupan masyarakat sangat memprihatinkan,” sebutnya lagi.
Ironisnya, lanjut Petrus sebagaimana penjelasan Rengkung. Sebagai pimpinan DPRD Provinsi Papua Pegunungan tahu apa yang terjadi di Kabupaten Deiyai.
”Kalau diberi mandat oleh rakyat dan tokoh adat serta generasi muda. Saya nyatakan siap maju sebagai calon bupati Deiyai. Dan optimis, kedepan Kabupaten Deiyai akan lebih maju dari sekarang,” tegas Ketua Asosiasi DPRD Wilayah Meepago.
Ditanya tujuan dari pemekaran suatu daerah, Petrus Badokapa menjelaskan, bahwa adalah untuk pelayanan kepada masyarakat.
”Jadi, disaat masyarakat butuh, pemimpinnya harus ada untuk melayani bukan sebaliknya. Dan fakta dilapangan selama ini kantor-kantor pemerintahan hanya disaat tertentu para pejabatnya baru kelihatan. Dan yang sangat ironis, para pejabatnya tidak berdomisili di Deiyai,” jelasnya.
Nah, hal-hal seperti ini yang harus dibenahi agar Deiyai kedepan harus berubah dan harus dipimpin oleh pemimpin yang bekerja dengan hati. Bukan dengan kepentingan-kepentingan pribadi.
”Banyak hal yang harus segera dibenahi seperti infrastruktur jalan, listrik, ekonomi masyarakat, pendidikan, kesehatan. Dan yang paling penting adalah meminimalisir masalah stunting. Anak-anak kekurangan gizi yang selama ini menjadi masalah dalam kehidupan rumah tangga orang Papua menjadi program utama,” tukas Petrus.
Olehnya, kedepan jika masyarakat mempercayakan menjadi pemimpin di kabupaten Deiyai. 100 hari kerja saya nanti untuk membenahi kualitas hidup masyarakat dulu baru yang lain-lain.
”Karena kalu kita bicara Pendidikan dan Kesehatan dengan alokasi dana yang besar. Akan sia-sia peruntukannya jika kualitas hidup dan kehidupan masyarakat tidak kita benahi. Caranya harus ciptakan lapangan pekerjaan buat masyarakat dengan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal,” bebernya.
Diakhir pembicaraan, katanya infrastruktur jalan juga menjadi prioritas karena menjadi jalur perekonomian masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan.
”Dan tidak kalah penting yaitu mainsheet para pejabat dan ASN selama ini harus dirubah. Karena tugas para pejabat dan ASN adalah pelayan bukan untuk dilayani. Serta selama hari kerja wajib harus ada di tempat kerja dan harus domisili di Deiyai,” pungkas Petrus.
(andries)