Oleh Alexander Mellese
E2L-HJP pe horas. Atau waktunya E2L-HJP. Judul ini saya comot dari postingan di media sosial. Pemosting tak hanya satu atau dua. Ada banyak. Seperti ada keyakinan komunal bahwa Pemilihan Gubernur (PIlgub) Sulut 2024 akan menjadi milik Elly Engelbert Lasut dan Hanny Joost Pajouw atau E2L-HJP.
Keyakinan itu tumbuh dari kecintaan masyarakat terhadap E2L-HJP. Dua figur ini, terutama E2L memang sudah lama dinanti masyarakat Nyiur Melambai. Sejak era Sinyo Harry Sarundajang (SHS) sampai masa Olly Dondokambey (OD), E2L sudah diperbincangkan.
Di era dua tokoh populis itu, E2L muncul sebagai penantang terkuat, sebagai sosok alternatif. Pendukungnya banyak. Sayang ia gagal menjadi kontestan sesungguhnya. Pertarungan E2L melawan guru politiknya (SHS) dan OD tidak terwujud. E2L ‘dikalahkan’ dan ‘digagalkan’ sebelum menjadi kontestan.
Pendukung setianya melihat itu sebagai tragedi politik. Bahasa lasimnya korban politik. Apakah ia kurang beruntung karena muncul di saat nama besar lainnya masih berkuasa? Atau ia kurang beruntung karena berasal dari partai yang bukan penguasa? Atau terorbit cepat sehingga langsung dimatikan?
Saya melihatnya dari sudut pandang lain. Bahwa E2L perlu melewati ujian. Terjangan badai akan membuatnya kuat. Sekuat batu karang sehingga saat dihantam dari berbagai sisi, ia kokoh berdiri.
Bahwa di era itu juga Sulut masih membutuhkan SHS dan selanjutnya OD. Tuhan menginginkan dia bersabar. E2L memang salah satu bintang yang bersinar di panggung politik Sulut. Tapi ia perlu tempaan dan ujian kesabaran. Bintang besar sekalipun tak selalu mulus jalannya. Ia perlu melewati ujian kesabaran.
Di dunia sepak bola, Messi membutuhkan beberapa kali penyelenggaraan piala dunia baru bisa merasakan gelar paling dia impikan bersama Argentina. Ia juara dunia bersama Tim Tango di peghujung kariernya sebagai bintang lapangan hijau. Prabowo butuh 15 tahun berjuang baru bisa memenangi Pilpres.
E2L sudah puluhan tahun mendapat ujian. Dan ia melewati ujian kesabaran dengan baik. Ujian kesabaran tersebut termasuk ketika Gubernur Sulut tak mau melantiknya sebagai Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud pada 2019. Padahal Mendagri Tito Karnavian, sebelumnya Mendagri Tjahjo Kumolo sudah meminta Gubernur Sulut melakukan pelantikan. Kesabaran yang tak sia-sia karena pada akhirnya Tito Karnavian sendiri yang melantiknya sebagai Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud.
Titian kesabaran itu mengantarnya kembali ke panggung politik Sulut. Namanya paling banyak disebut. E2L menjadi kandidat paling didambakan masyarakat Sulut. Survei sejumlah lembaga kredibel selalu menempatkan ayah tercinta dari srikandi peraih suara terbanyak dari Dapil Sulut, Hilllary Brigitta Lasut (HBL) itu di posisi teratas.
Sayang harapan masyarakat tak selaras dengan keinginan elit politik. E2L lagi-lagi mau dijegal. Partai pendukungnya dipreteli. Seperti masa-masa lalu, mantan Ketua HIPMI Sulut itu tak beri diruang di panggung politik Sulut.
“Kalau dia lolos, mendapat tiket dan mendaftar di KPU Sulut, hampir dipastikan pemenangnya adalah E2L. Menggagalkan dia harus dari sekarang. E2L tak boleh dapat tiket,” begitu salah satu kawan dekat dari salah satu partai politik besar di Sulut ketika kami ngopi bersama.
Skenario mempreteli partai pendukung dan menggagalkann E2L maju Pilgub Sulut nyaris membuahkan hasil. Satu per satu partai yang memberi rekomendasi akhirnya menarik diri. Tersisa Partai Demokrat.
E2L sudah pasrah. Saat itu ia sudah mau mengumumkan ke publik kalau tak bisa maju Pilgub Sulut karena terganjal persyaratan dukungan. Baru mau live, tiba-tiba keluar keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melonggarkan persyaratan. Cukup dengan Partai Demokrat, ia sudah bisa memenuhi persyaratan minimal 10 persen.
Saat yang lain menutup jalan, Tuhan membukakan pintu lainnya. Persis seperti lagu selalu ada jalan, saat seakan tiada jalan. Lagu ini biasa dibawakan E2L di berbagai acara.
Peristiwa keluarnya keputusan MK dan sebelumnya pelantikan E2 sebagai Bupati Kepulauan Talaud bukan oleh Gubernur Sulut, tapi langsung Mendagri Tito Karnavian mungkin menjadi kode alam bahwa Tuhan sedang merancang sesuatu yang besar untuknya. Ketika tangan manusia mau menggagalkan dia kembali, ada tangan yang lebih besar menopang dan menggendongnya.
Bisa jadi dua peristiwa ini pula yang menghadirkan keyakinan berbagai kalangan kalau ini era E2L-HJP. Keyakinan yang terus terpelihara dari waktu ke waktu.
Makanya ketika E2L-HJP mendaftar di KPU dan resmi menjadi kontestan Pilgub Sulut 2024, rakyat Nyiur Melambai bersukacita,
Nyanyian E2L dan HJP siapa yang punya, yang punya rakyat Sulut berkemundang. Nyanyian ini menggemuruh di hampir semua wilayah. Nyanyian yang menegaskan dahsyatnya dukungan masyarakat Nyiur Melambai untuk E2L-HJP. Nyanyian yang memberi pesan E2L dan HJP berkoalisi dengan rakyat. Nyanyian yang didendangkan dengan riang-gembira.
Sesuatu yang lahir dari semangat, kecintaan atau dukungan yang tinggi dan keriangan sulit dinilai dengan apapun. Bujukan, intimidasi, rayuan dan serangan fajar pihak lain tidak akan mempan. Bahkan kecintaan, semangat justru akan semakin besar jika mereka merasa calonnya diperlakukan tidak adil.
Mayoritas rakyat menyatakan komitmen dan kesetiannya mendukung E2L-HJP. Komitmen tersebut tergambar dari tetap tingginya survei pasangan nomor urut 2 ini. Bocoran yang saya terima, delapan hari jelang hari pencoblosan, saat saya membuat catatan kecil ini, E2L-HJP masih jauh menungguli kompetitornya. Masih selisih 20 persen atau dua digit dengan pesaingnya.
Angka ini bisa saja turun karena survei tidak bisa membaca kecurangan dan serangan fajar atau money politics. Tapi saya kira serangan fajar tak akan bisa menggagalkan kehendak mayoritas rakyat. Saya juga percaya aparat akan bergerak cepat ‘memborgol’ pihak-pihak yang mencoba menciderau demokrasi. Money politics musuh bersama yang harus dilawan. Kecurangan harus dihilangkan.
Saya tak ingin mendahului karena apa pun semua atas kehendakNYA. Tapi melihat proses yang dilalui E2L-HJP dan dukungan rakyat yang dahsyat, saya kira unggahan atau posting berbagai kalangan akan menjadi kenyataan. Pilgub Sulut 2024 ini akan menjadi milik keduanya. E2L-HJP pe horas.
Jika itu terjadi, maka ini menjadi sesuatu yang menarik. Menarik dari sisi angka keikutsertaan E2L-HJP. Bahwa keduanya melewati jalan berliku dan baru bisa meraih amanah di keikutsertaan mereka yang keempat. E2L tiga kali ‘digagalkan’ menjadi kontestan Pilgub Sulut, HJP tiga kali mengalami nasib kurang baik di Pilkada Manado. Pilgub Sulur 2024 merupakan keikutsertaan keduanya yang keempat. Persis seperti Prabowo Subianto yang harus mengikuti empat kali Pilpres baru bisa masuk istana. Mari menunggu sambil berdoa agar pesta demokrasi berjalan damai. (*/Penulis adalah CEO indoBRITA dan EMMC Grup)
\