indoBRITA, Manado-Pemadaman listrik di Sulawesi Utara (Sulut) dua hari terakhir benar-benar melumpuhkan ekonomi dan aktivis masyarakat Nyiur Melambai. Umpatan atas kinerja tak becus Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut disampaikan sejumlah warga di sosial media.
“Ayo gugat perdata PLN,” tulis jurnalis senior Joppie Worek di akun facebook miliknya. “30 jam terisolasi, semua agenda batal,” cuit tokoh muda asal Nusa Utara, Jimmy Robert Tindi.
Warga merasa kesal karena pemadaman sering terjadi. “Kalau listrik belum bayar, PLN biasa iko kase mati. Tapi kalo mati lampu lebih dari tiga jam PLN tidak kasih kompensasi ke masyarakat,” demikian coretan Dimasgode.
Atas apa yang terjadi itu, aktivis Sulut Iwan Moniaga memberi sindiran cukup pedis. “PLN raih award karena terdepan sebagai penggerak ekonomi kerakyatan dalam transisi energi,” begitu status mantan Ketua Senat FISIP Unsrat ini.
Sindiran untuk kinerja PLN juga datang dari politisi senior Manado, RAS Didi Sjafii. Mantan anggoat DORD Manado beberapa periode itu menulis sedikit panjang di akun faecebook miliknya.
“Terima kasih Tuhan di tengah suasana menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 1 Januari 2025 Engkau buat GM PLN Sulutenggo mematikan listrik. Kota Manado menjadi kota Betlehem seperti saat kelahiran PuteraMU Jesus di padang yang gelap gulita.”
Cuitan Didi tersebut ditanggapi bannyak nitizen. Semua merasa kesal karena pemadaman yang mungkin jadi rekor terlama selama ini.
Lantas apa penyebab pemadaman listrik selama hampir dua hari tersebut? Pihak Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (UID Sulutenggo) menjelaskan, listrik padam akibat dari gangguan pada Sistem Transmisi 150 kV.
Dijelaskan, Indikasi cuaca ekstrim yang terjadi menyebabkan kegagalan peralatan di sistem transmisi 150 kV dan mengakibatkan pembangkit listrik padam.
“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan akibat terhentinya pasokan tenaga listrik. PLN terus berupaya semaksimal mungkin untuk mempercepat pemulihan sehingga pasokan listrik dapat kembali normal,” ucap Manajer Komunikasi PLN UID Suluttenggo, Noven Koropit
Namun, pimpinan PAMI Perjuangan Sulut Jefrey Sorongan melihat lain. Kata Jefrey kinerja PLN Sulutenggo makin buruk sejak terjadinya monopoli proyek oleh anak perusahaan mereka sendiri.
“Data yang kami peroleh, pekerjaan proyek dimonopoli PLN Nusa Daya atau dulunya PLN Tarakan. Ini anak perusahaan PLN. Beban kerja yang tinggi tidak bisa ditangani dengan baik anak perusahaan PLN tersebut. Salah satu dampaknya adalah pemadaman listrik selama puluhan jam,” kata Jefrey.
Aktivis vokal ini meminta Gubernur Sulut saat ini dan gubernur terpilih untuk mencabut izin operasi perusahaan yang kinerjanya tidak becus dan mengakibatkan kerugian masyarakat. “Wajar jika masyarakat menuntun ganti rugi. Kami juga berpikir untuk melakukan class action karena ini kepentingan publik,” ucapnya.
Jefrey membeber data jika perusahaan yang dimaksud pernah gagal beroperasi di di Tarakan, Kaltara. “Kalau tidak salah Gubernur Kaltara pernah mencabut izin operasi PT PLN Tarakan. Seharusnya perusahaan ini jangan beroperasi di wilayah Suluttenggo,” ucapnya.
Jefrey juga menilai manajemen PLT Sulutenggo, terlebih GM-nya untuk melakukan evaluasi dan pembenahan agar ke depan tidak merugikan masyarakat. “Dari waktu ke waktu alasannya sama. Harusnya langkah antisipasi sudah dilakukan jauh-jauh hari. Misalnya kalau peralatan yang sudah tua, ya lakukan pergantian,” ucapnya. (*/adm)