Sesama Virus Jangan Saling Serang

Sovian Lawendatu (dok: SL/IBC)

Oleh Sovian Lawendatu

ENTAH sudah berapa banyak kini jumlah covid-19 di seantero dunia sejak masa perbiakannya yang pertama di ‘kampung kelahiran’nya, Wuhan. #Mungkinkah sudah sebanyak atau bahkan melebihi jumlah kita (penduduk dunia) yang nota bene berbilang tujuh milyaran jiwa?

Bacaan Lainnya

Yang pasti, kita sedang dikepung oleh banyak sekali covid-19. Oh iya. Menurut teori virologi yang kini sudah menjadi pengetahuan umum, siapa saja di antara kita berpotensi mengidap dan menularkan covid-19. Nah, di titik inilah, kita sesungguhnya sudah menjadi semacam virus bagi sesama kita (homo homini covid-19).?

Baca juga:  Problematika Badan Ad Hoc Versus Kompleksitas Pemilu 2024

Sebagai sesama virus, kita tidak boleh saling serang. Selain tidak etis, juga tidak estetis. Maklumlah, kalau nanti sama-sama mati, kita bakal kekurangan pelayat. Sial, bukan? Kalau pun dalam proses saling serang itu ternyata akan ada di antara kita yang dikaruniai semacam kemujuran hidup, tetap saja kemujuran itu tidak mengasyikkan, karena toh kita bakal dikucilkan.

Bagaimanapun juga, virus hanya bisa dilawan dengan antivirus. Dalam konteks etika dan estetika hidup kevirusan kita, antivirus itu terutama ialah status kita serupa burung terkurung alias ‘tahanan rumah’.

Baca juga:  Refleksi Sangihe Ke-594 dan Tangan Dingin Jabes Ezar Gaghana

Memang tidak mudah menjalani hidup sebagai ‘tahanan rumah’ meski dipercanggih dengan bahasa keren Stay at Home?. Namun bila itu dijalani dengan suasana hati “keridlaan menerima segala tiba” (pinjam larik puisi Chairil Anwar), maka status itu akan menghadirkan keasikan atau nikmat tersendiri dalam hidup kita, sebuah suasana kehidupan yang sebenarnya sama nikmatnya dengan bersantai ria memancing di telaga, atau menanam pepohonan di kebun, ataupun mengail goropa dan sejenisnya di laut. Ini sudah mencakup kenikmatan para ‘napi tahanan rumah’ yang punya cucu atau sedikit berbakat menjadi tukang kayu.?***

(Penulis adalah budayawan dan kolumnis tetap indoBRITA)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *